Ilmuwan berupaya percepat uji vaksin COVID-19

0
31

Para ilmuwan tengah bekerja untuk menemukan tolok ukur (benchmark) bagi efikasi vaksin COVID-19 yang memungkinkan produsen melakukan uji coba pada manusia yang lebih sedikit dan lebih cepat sehingga vaksinnya bisa segera dipakai untuk mengatasi kelangkaan global.

Mereka sedang berusaha menentukan seberapa banyak antibodi COVID-19 yang harus diproduksi oleh sebuah vaksin agar penerimanya terlindung dari penyakit.

Para regulator sudah menggunakan patokan semacam itu –dikenal sebagai korelasi perlindungan (correlate of protection)– untuk mengevaluasi vaksin flu tanpa harus melakukan uji klinis yang lama dan melibatkan banyak orang.

“Anda bisa menggunakan itu untuk memprediksi efikasi dari sebuah vaksin, yang akan menjadi lebih penting saat kita tak mampu melakukan uji coba terkontrol-plasebo” kata Stanley Plotkin, penemu vaksin Rubella dan pakar korelasi perlindungan.

“Informasinya sudah mulai masuk,” katanya.

“Pada akhir tahun ini, saya pikir akan ada cukup data untuk meyakinkan setiap orang.” Sebuah tolok ukur yang bersifat tetap bagi COVID-19 akan memungkinkan produsen melakukan uji coba klinis hanya dengan sekian ribu orang, atau sekitar sepersepuluh ukuran penelitian yang diperlukan untuk mendapatkan izin penggunaan vaksin, kata peneliti dan produsen kepada Reuters.

Penelitian yang melibatkan puluhan ribu sukarelawan itu membandingkan tingkat infeksi COVID-19 pada orang yang menerima suntikan vaksin dengan tingkat infeksi orang yang menerima plasebo.