Indonesia Urutan Enam Negara Terbaik Menangani Wabah Seiring Perlindungan Ekonomi

0
105

Indonesia dinilai sebagai salah satu negara dengan peringkat enam terbaik dalam hal menangani wabah virus corona baru ( SARS COV-2/Covid-19), sekaligus melindungi perekonomian di bawah Taiwan, Korea Selatan, Lithuania, Finlandia, dan Norwegia. Namun, bila melihat perekonomian Indonesia yang tak sekuat negara-negara tersebut, bahkan dengan jumlah penduduk dan luasan wilayah yang jauh lebih besar dari negara-negara tersebut, maka bisa di bilang prestasi Indonesia sangat menjulang tinggi. Dalam sebuah kolom di laman ourworldindata.org yang terbit awal bulan ini, dipaparkan bahwa respons terhadap pandemi sering kali dibuat dalam kerangka keseimbangan antara melindungi kesehatan masyarakat dan melindungi ekonomi.

Membandingkan angka kematian akibat COVID-19 dengan data PDB terbaru, kita justru melihat sebaliknya: negara-negara yang berhasil melindungi kesehatan penduduknya saat pandemi umumnya juga relatif sukses melindungi perekonomiannya. Di beberapa negara kemerosotan ekonomi memang sangat parah: di Spanyol, Inggris dan Tunisia, output ekonomi pada kuartal kedua kontraksi lebih dari 20% daripada periode yang sama tahun lalu. Ini adalah empat sampai lima kali lebih besar daripada rekor penurunan kuartalan lainnya untuk negara-negara ini. Dan di Peru penurunan dari tahun ke tahun bahkan lebih besar, yaitu 30%.
Namun, di negara lain, dampak ekonominya jauh lebih kecil yaitu Taiwan, PDB pada kuartal kedua tahun 2020 kurang dari 1% lebih rendah daripada periode yang sama pada tahun 2019. Finlandia, Lituania dan Korea Selatan mengalami penurunan PDB sekitar 5% atau kurang. Demikian juga Indonesia dengan kontraksi 5,4%. Tidak Ada Tanda-tanda Trade-off Ekonomi-kesehatan, justru sebaliknya. Apakah negara-negara yang mengalami penurunan ekonomi terbesar memiliki kinerja yang lebih baik dalam melindungi kesehatan warganya, seperti yang diasumsikan? Bertentangan dengan gagasan trade-off, terlihat bahwa negara-negara yang mengalami penurunan ekonomi paling parah – seperti Peru, Spanyol, dan Inggris – umumnya termasuk negara-negara dengan tingkat kematian COVID-19 tertinggi. Sebaliknya, negara-negara yang dampak ekonominya sederhana – seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Lituania – malah sekaligus berhasil menekan angka kematian.

Perhatikan juga bahwa negara-negara dengan penurunan PDB yang serupa telah menyaksikan tingkat kematian yang sangat berbeda. Misalnya, bandingkan AS dan Swedia dengan Denmark dan Polandia. Keempat negara mengalami kontraksi ekonomi sekitar 8 hingga 9 persen, tetapi angka kematian sangat berbeda: AS dan Swedia mencatat 5 hingga 10 kali lebih banyak kematian persejuta.
Jelas, banyak faktor yang mempengaruhi angka kematian COVID-19 dan guncangan ekonomi di luar keputusan kebijakan yang dibuat oleh masing-masing pemerintah tentang cara mengendalikan penyebaran virus. Dan dampak penuh dari pandemi masih belum terlihat.
Namun di antara negara-negara dengan data PDB yang tersedia, terlihat adanya bukti pertukaran antara melindungi kesehatan masyarakat dan melindungi ekonomi. Sebaliknya, hubungan yang terlihat antara dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi berjalan ke arah yang berlawanan. Selain menyelamatkan nyawa, negara-negara yang mengendalikan wabah secara efektif mungkin juga telah mengadopsi strategi ekonomi terbaik.