Kebijakan Tarif Trump Menuai Kritik Tajam di AS, Akankah Perang Dagang Berlanjut ?

0
89

Minggu lalu, Amerika memberlakukan 25% tarif terhadap barang impor China senilai US$ 34 miliar, namun Cina membalasnya dengan menetapkan tarif yang sama besarnya terhadap barang ekspor AS ke China.

Akibat balasan Cina ini, pemerintahan Donald Trump terus melakukan aksi yang berpotensi menaikkan ketegangan perang dagang dengan China. Pada Selasa lalu, 10 Juli 2018, pemerintah AS berencana akan menetapkan 10% tarif terhadap barang-barang impor China senilai US$ 200 miliar. Berkaitan dengan hal tersebut, AS merilis daftar barang-barang China yang diajukan untuk dikenakan tarif. Termasuk di dalamnya ratusan produk makanan juga tembakau, batubara, bahan kimia dan ban, makanan anjing dan kucing, juga barang-barang elektronik termasuk komponen televisi.

Diluar proposal tersebut, Trump mengatakan, dia kemungkinan akan menetapkan tarif terhadap barang-barang China dengan nilai lebih dari US$ 500 miliar. Angka tersebut merupakan nilai kasar dari total barang impor dari China pada tahun lalu.

Rencana Trump ini mendapat kritikan tajam dari sejumlah pelaku bisnis dan penentu kebijakan senior atas proposal yang dirilis Selasa kemarin. Bahkan Pimpinan Komite Keuangan Senat AS Orrin Hatch, dari Partai Republik yang merupakan partai pendukung pemerintah menyatakan bahwa kebijakan Trump tersebut sangat ceroboh dan bukan merupakan pendekatan yang ditargetkan. Sekitar 20 staff dari kementrian keuangan AS mengundurkan diri karenanya dan Kamar Perdagangan AS, yang sebelumnya mendukung pemangkasan pajak dan upaya mengurangi peraturan bisnis oleh Trump, juga mengkritik langkah pemerintah karena menganggap bahwa Kebijakan Tarif itu tidak ada bedanya dengan pajak. Menurut juru bicara Kamar Dagang AS, memberlakukan tarif lainnya terhadap produk senilai US$ 200 miliar akan mengerek biaya barang-barang harian bagi warga AS, petani, peternak, pekerja, dan menghambat penciptaan lapangan kerja. Hal ini juga akan memicu penerapan tarif balasan, sehingga kembali memukul pekerja AS.

Akankah Trump tetap akan melakukan tariff impor lanjutan sebesar $200 miliar kepada Cina sesuai proposal yang diajukan ataukah akan menunda atau membatalkannya karena banyaknya aksi penolakan di dalam negeri terhadap kebijakannya tersebut ? Nampaknya, para trader akan terus mewaspadai dan mencermati perkembangan yang akan terjadi di Amerika selama beberapa waktu ini terkait kebijakan tariff Trump ini.