Ketegangan Uni Eropa-Inggris Pasca Brexit Di Prediksi Bebani GBPUSD

0
381

Pasca Brexit yaitu keluarnya Inggris dari Uni Eropa secara resmi telah membuat hubungan antara Uni Eropa dan Inggris merenggang. Hal ini terjadi karena Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk menghapus konsesi yang di buat untuk sektor jasa keuangan dari kota London di peraturan Financial Instrument  Directive (MiFID) kedua. Padahal London adalah salah satu pusat keuangan top dunia, dan bila Uni Eropa mulai membatasi kemampuan London sebagai pusat keuangan dunia, maka hal tersebut dapat membebani ekonomi Inggris dan melemahkan mata uang GBPUSD.

Namun, pengaruh dari luar terutama Amerika juga dapat melemahkan mata uang Poundsterling karena menguatnya data manufaktur AS menguat dari 47.2 ke 50.9) dan data non-manufaktur AS (menguat dari 55.0 ke 55.5)serta menguatnya data ADP Non-farm Employment AS (naik dari 199.000 ke 291.000). Semuanya telah membuat GBPUSD melemah hingga mencapai level terendahnya minggu ini di level 1.2920. Hasil dari naiknya data NFP AS dari 147.000 ke 225.000, lebih tinggi dari ekspektasinya 163.000, juga telah semakin menguatkan pengaruh dolar AS terhadap poundsterling, sekalipun agak tertahan dengan naiknya data pengangguran AS sebesar 0.1%.

Di prediksi GBPUSD dapat terkoreksi naik ke level 1.2980 pada MA 5 daily dan jika sulit menembus level 1.2980 maka GBPUSD akan kembali turun ke level 1.2898 hingga level 1.2860 pada bolinger tengah 20 monthly (dekat support dua hari ini di level 1.2870) dalam beberapa hari ke depan. Namun, jika koreksi naiknya dapat menembus level 1.2990 maka GBPUSD di prediksi dapat terus menguat menuju bolinger tengah 20 daily di level 1.3041.