Koleksi Aset-aset Berisiko Berlanjut, Harga Emas Terus Tertekan

0
75

JAVAFX – Koleksi aset-aset berisiko berlanjut, harga emas terus tertekan pada perdagangan kemarin di mana ini merupakan aksi jual yang berlanjut di saat yield obligasi pemerintah AS untuk 10 tahun mengalami peningkatan yang signifikan dan bertengger di area tertinggi sejak 4 tahun lalu.

Yield obligasi t-Bills 10 tahun bertahan di level 3%, terbantu oleh beberapa data ekonomi AS yang membaik seperti data durable goods order dan klaim pengangguran mingguan, serta ECB yang tidak merubah kebijakan moneternya, sehingga membuat investor kembali mencari aset-aset yang lebih berisiko daripada mencari aset pengamannya.

Kesempatan ini diambil investor berbarengan dengan mulai membaiknya pasar ekuitas AS dalam hal ini pasar saham Wall Street yang sedang mengalami saat-saat buyback pasca naiknya earning report dari emiten AS. Dolar AS sendiri mengalami penguatannya terbantu dan berada di level terbaik 4 bulannya.

Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $5,60 atau 0,38% di level $1317,80 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak Juli di Comex ditutup melemah $0,02 atau 0,13% di level $16,56 per troy ounce.

Tingginya yield obligasi AS ini membuat dukungan kepada kenaikan suku bunga the Fed semakin kuat. Beberapa hari sebelumnya, harga emas sejak adanya Beige Book, langkah emas terus mundur menjauhi level tertingginya. Dalam Beige Book disebutkan bahwa the Fed khawatir dengan beberapa kebijakan fiskal Trump terutama kebijakan tarif impor barang yang dapat menimbulkan perang dagang internasional.

Kondisi perang dagang menurut Gedung Putih akan segera terselesaikan. Hal ini memang langsung membuat emas melemah lagi. Apalagi proses denuklirisasi Korea Utara segera mendapatkan hasil yang baik bagi situasi keamanan internasional yang kondusif.

Alhasil kondisi geopolitik dan geoekonomi mereda, tentu investor berpaling ke fundamental ekonomi AS. Sejauh ini, memang the Fed masih yakin dengan kondisi panasnya ekonomi AS yang ditunjang oleh sektor kredit yang berjalan bagus, daya beli konsumen yang terus meningkat serta ketatnya lapangan kerja AS, sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan suku bunga the Fed masih harus berlangsung hingga tahun depan. Apalagi ECB masih mempertahankan paket stimulusnya hingga akhir September, yang berarti ekonomi AS lebih kokoh daripada zona euro.

Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street mengalami penguatannya di mana bursa Dow naik 0,99%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,50% di level 91,618. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah penentuan suku bunga Jepang, data GDP dari Inggris, beberapa negara zona euro dan AS.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Reuters