Minyak jatuh karena khawatir perlambatan ekonomi dan penguatan dolar

0
20
red green yellow orange color fuel gasoline dispenser background

Harga minyak merosot di perdagangan Asia pada Senin sore, mengakhiri kenaikan tiga hari beruntun karena investor khawatir kenaikan suku bunga AS yang agresif akan melemahkan ekonomi global dan mengurangi permintaan bahan bakar, sementara penguatan dolar juga menambah tekanan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober tergelincir 1,58 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi diperdagangkan di 95,14 dolarr AS per barel pada pukul 06.40 GMT.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, yang akan berakhir pada Senin, turun 1,70 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi diperdagangkan di 89,07 dolar AS per barel.

Kontrak Oktober yang lebih aktif berada di 88,92 dolar AS, jatuh 1,52 dolar AS atau 1,7 persen.

Baik Brent maupun WTI menguat untuk hari ketiga berturut-turut pada Jumat (19/8/2022), tetapi turun sekitar 1,5 persen untuk minggu lalu karena dolar yang lebih kuat dan kekhawatiran permintaan.

“Kekhawatiran yang meningkat atas perlambatan ekonomi global berada di balik jatuhnya pasar minyak,” kata Tatsufumi Okoshi, ekonom senior di Nomura Securities.

“Dolar AS yang lebih tinggi juga mendorong aksi jual baru,” katanya.

Indeks dolar naik ke level tertinggi lima minggu pada Senin setelah Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin mengatakan “dorongan” di antara para bankir sentral adalah menuju kenaikan suku bunga yang lebih cepat dan lebih awal.

Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.

Investor akan mencermati komentar Ketua Fed Jerome Powell ketika ia berpidato di konferensi perbankan sentral global tahunan di Jackson Hole, Wyoming, pada Jumat (26/8/2022).

The Fed dipandang memiliki lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga daripada bank sentral dari ekonomi besar lainnya yang lebih rapuh.

Harga juga turun di tengah kekhawatiran atas melambatnya permintaan bahan bakar di China, importir minyak terbesar dunia, karena pemadaman listrik di barat daya yang disebabkan oleh gelombang panas.

“Pembatasan listrik China di beberapa wilayah juga menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi,” kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.

Provinsi Sichuan di barat daya China akan memperpanjang pembatasan pada konsumen listrik industri sampai 25 Agustus karena mencoba untuk menangani produksi pembangkit listrik tenaga air yang berkurang dan lonjakan permintaan listrik rumah tangga menyusul gelombang panas yang panjang, kata layanan berita keuangan Caixin.

Sebagai tanda kekhawatiran keseluruhan tentang ekonomi China, Beijing memangkas suku bunga pinjaman acuan dan menurunkan referensi hipotek (KPR) dengan margin yang lebih besar pada Senin, menambah langkah-langkah pelonggaran minggu lalu, untuk menghidupkan kembali ekonomi yang tertatih-tatih oleh krisis properti dan kebangkitan kasus COVID.

Sementara itu, para pemimpin Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jerman membahas upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, kata Gedung Putih pada Minggu (21/8/2022), meskipun tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.