Minyak Mentah Variatif Di Tengah Ketatnya Pasokan

0
144

Minyak diperdagangkan beragam sejak sesi Senin pagi di Asia, berupaya membalikkan beberapa penurunan sebelumnya. Dengan perkiraan bahwa pasokan global masih akan tetap ketat karena permintaan bahan bakar meningkat dan pasar tidak terlalu memperhatikan setiap perkembangan kecil pembicaraan nuklir AS-Iran.

Minyak berjangka Brent naik 0,31% menjadi $93,56 dan WTI berjangka turun tipis 0,17% menjadi $92,15 per barel. Baik Brent dan WTI berjangka naik lebih dari $2 di sesi Jumat lalu, mencatat kenaikan tujuh minggu berturut-turut atas kekhawatiran kelanjutan gangguan pasokan yang terus memberikan dorongan kenaikan minyak mentah.

Selama minggu sebelumnya AS memulihkan keringanan sanksi terhadap Iran untuk memungkinkan proyek kerja sama nuklir internasional, karena pembicaraan tentang kesepakatan nuklir internasional 2015 memasuki fase akhir mereka. Jika sanksi terhadap Iran dicabut sepenuhnya, maka Iran dapat meningkatkan pengiriman minyak dan menambah pasokan global.

“Investor meraup keuntungan jangka pendek atas berita yang menunjukkan perkembangan dalam pembicaraan nuklir AS-Iran, tetapi pembelian baru dimulai lagi setelah koreksi teknis karena pasokan global diperkirakan akan tetap ketat,” ekonom senior Nomura Securities Tatsufumi Okoshi mengatakan kepada Reuters.

Upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) untuk memenuhi target terus berlanjut, meskipun ada tekanan untuk meningkatkan produksi lebih cepat. Di AS, meskipun jumlah rig terus memperlihatkan rekor kenaikan 18 bulan berturut-turut, produksi minyak masih jauh dari level rekor sebelum COVID-19.

Ketegangan di Eropa Timur masih terus terjadi, dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih AS Jake Sullivan pada hari Minggu memperingatkan bahwa Rusia, negara pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, dapat menyerang Ukraina dalam beberapa hari atau minggu tetapi masih dapat memilih jalur diplomatik.