Minyak naik di awal Asia karena kekhawatiran pengetatan pasokan

0
30
A nodding donkey pumps crude up from the ground on an oil field

Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Rabu, mendekati posisi tertinggi 10 bulan yang dicapai sehari sebelumnya, karena penurunan stok minyak AS yang lebih besar dari perkiraan dan lemahnya produksi minyak serpih AS memperkuat kekhawatiran akan terbatasnya pasokan minyak mentah untuk sisa tahun 2023.

Patokan global, minyak mentah berjangka Brent terkerek 6 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 94,40 dolar AS per barel pada pukul 00.34 GMT, mendekati level tertinggi sejak November di 95,96 dolar AS per barel yang dicapai pada Selasa (19/9/2023).

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menguat 29 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 91,49 dolar AS per barel, tidak terlalu jauh dari level tertinggi 10 bulan di 93,74 dolar AS per barel yang dicapai hari sebelumnya.

Kontrak WTI Oktober berakhir pada Rabu dan kontrak November yang lebih aktif naik 9 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan pada 90,57 dolar AS per barel.

Data industri pada Selasa (19/9/2023) menunjukkan stok minyak mentah AS turun pekan lalu sekitar 5,25 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API).

Para analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan sebesar 2,2 juta barel.

“Penurunan besar dalam persediaan minyak AS dan lambatnya produksi minyak serpih AS telah menambah kekhawatiran pasokan yang berasal dari perpanjangan pembatasan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities.

“Akan ada beberapa penyesuaian jangka pendek pada harga minyak karena lonjakan baru-baru ini, namun ekspektasi untuk mencapai 100 dolar AS per barel pada Brent dan WTI pada akhir tahun ini tidak akan berubah,” katanya.

Dalam potensi dampak baru terhadap pasokan bahan bakar, pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan untuk mengenakan bea ekspor pada semua jenis produk minyak sebesar 250 dolar AS per metrik ton – jauh lebih tinggi dari biaya saat ini – mulai 1 Oktober hingga Juni 2024 untuk mengatasi kekurangan bahan bakar, kata sebuah sumber kepada Reuters pada Selasa (19/9/2023).

Langkah tersebut dilakukan ketika produksi minyak AS dari wilayah penghasil serpih terbesar berada di jalur penurunan menjadi 9,393 juta barel per hari pada Oktober, terendah sejak Mei 2023, dan setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun.

Sementara itu, Exxon Mobil Corp telah menjanjikan tambahan produksi minyak hampir 40.000 barel per hari di Nigeria sebagai upaya mendorong investasi baru di negara tersebut, kata juru bicara kepresidenan pada Selasa (19/9/2023), mengutip presiden operasi hulu global Exxon.

Lonjakan harga WTI baru-baru ini yang menarik Brent lebih tinggi telah menutup rute arbitrase minyak mentah AS ke Eropa dan Asia dan mencegah minyak dari Cekungan Atlantik menuju ke timur, kata para pedagang.

Investor sedang menunggu serangkaian keputusan suku bunga bank sentral minggu ini, termasuk keputusan Federal Reserve AS pada Rabu, untuk menilai prospek pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.