Penguatan Emas Terbata-bata

0
65

JAVAFX – Analisa fundamental pada Rabu(2/8/2017), penguatan emas terbata-bata sebagai bentuk kegalauan tingkat tinggi dari investor akan takutnya data tenaga kerja AS yang akan rilis nanti malam dan akhir pekan nanti.

Sudah hampir seminggu ini kenaikan emas sendiri kurang begitu impresif dimana sandungan rally emas ini antara kecurigaan investor terhadap fokus kerja the Fed ataukah taktik agar harga emas tidak terlalu mahal.

Bahkan beberapa waktu lalu, pola trading safe haven emas muncul lagi dimana situasi ini muncul dikala geopolitik terganggu atau menegang seperti diawal pekan atau sejak situasi peluncuran uji coba rudal Korea Utara di akhir pekan lalu membuat situasi di emas sangat diuntungkan hari itu.

Awal pekan juga pergerakan positif dan sedikit banyak bahwa sebetulnya emas sendiri mencoba bertahan ditengah gempuran dari data ekonomi sebelumnya seperti data perumahan, data keyakinan konsumen dan data pesanan barang AS yang membaik.

Namun indikasi bertahan dan tetap di level penguatannya ini bisa muncul ketika the Fed menyatakan masalah defisit neraca $4,5 trilyun akan segera dimulai untuk dikurangi setidaknya pada September nanti.

Tujuan perbaikan defisit ini agar the Fed lebih leluasa untuk melakukan operasi pasar bila terjadi kondisi yang kritis seperti di medio 2008 lalu.

Perbaikan ini salah satunya caranya dengan mengurangi kepemilikan surat hutangnya untuk dilepaskan kembali ke publik dengan cara lelang yang sudah biasa terjadi.

September lelang obligasi senilai $10 milyar perbulannya akan dilakukan, setelah itu $50 milyar per 3 bulan rencananya akan dilakukan juga di tahun depan.

Rencana ini membuat fokus the Fed tidak bertumpu pada suku bunga, alias akan memperbaiki neracanya dengan cara tersebut dan tentu membutuhkan bantuan lebih lanjut dari Trump dengan cara mereformasi beberapa agenda ekonominya.

Namun akhir-akhir agenda tersebut tidak sejalan, sehingga the Fed tampaknya harus berjuang sendiri.

Bentuk perjuangan selanjutnya adalah menciptakan situasi dolar AS yang harus melemah, atau meng-undervalue mata uangnya, dengan tujuan meningkatkan kemampuan neraca pembayarannya dan meningkatkan ekspor AS.

Maka kita ketahui pula, meski data semalam membaik, tetapi dolar AS tidak rally besar dan malah emas menguat.

Pada perdagangan kemarin, emas bergerak datar, sehingga harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup datar $1,40 atau 0,11% di level $1274,80 per troy ounce.

Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,09 atau 0,54% di level $16,70 per troy ounce.

Setelah gagal dalam merubah ObamaCare di akhir pekan lalu dan mengakibatkan kepala staf Gedung Putih diberhentikan, semalam berlanjut terhadap diberhentikannya Anthony Scaramucci sebagai kepala komunikasi Gedung Putih, menandakan bahwa kredibilitas Trump makin dipertanyakan terhadap menjalankan pemerintahan dan lobi-lobi untuk menggolkan agenda ekonomi yang pro pertumbuhan kedepannya.

Nanti malam ada data ADP payroll yang akan menggambarkan seberapa ketatnya sektor tenaga kerja swasta AS, bila tetap ketat maka dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan inflasi di AS juga masih tumbuh sehingga ini tentu memudahkan the Fed untuk menaikkan suku bunganya.

Faktor impor emas India di semester pertama tahun ini sudah melewati volume total tahun lalu, sehingga dapat dipastikan impor emas India di sisa tahun ini akan mengecil dan tentu pula permintaan berkurang sehingga dapat membuat harga emas bergerak diskonto.

Sumber berita: Reuters, Marketwatch, Investing
Sumber gambar: Financial Review