Perwira Tinggi Militer AS Bela Diri Soal Keputusan Percakapannya dengan China

0
13

Perwira militer senior Amerika Serikat (AS), pada Selasa (29/9), mengatakan pada Kongres AS bahwa dua percakapan telepon dengan rekannya dari China pada bulan-bulan terakhir masa pemerintahan Trump dilakukan secara terbuka dan merupakan tanggapan atas kekhawatiran yang beralasan.

Dia mengatakan, pejabat penting dalam pemerintahan mantan Presiden Trump mengetahui percakapan telepon ini, dimana dia memberi jaminan kepada China bahwa Trump tidak berencana meluncurkan serangan dalam minggu-minggu terakhir dari masa jabatannya di Gedung Putih.

Beberapa anggota kongres dari partai Republik telah menyerukan kepada Presiden Joe Biden agar memecat Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan, atas tindakannya yang mereka anggap sebagai pelanggaran terhadap tradisi AS dimana pihak sipil, yaitu presiden, memegang kendali terhadap militer.

Tetapi Milley membela pembicaraan telepon tersebut dengan mengatakan ia melakukannya untuk menanggapi “laporan intelijen yang memprihatinkan” bahwa China risau dengan kemungkinan adanya serangan dari AS.

Percakapan telepon tersebut berlangsung pada 30 Oktober 2020 dan 8 Januari 2021.

“Saya tahu, saya yakin, bahwa Presiden Trump tidak bermaksud menyerang China, dan tanggung jawab yang dibebankan pada saya adalah menyampaikan perintah dan maksud dari presiden,” kata Milley kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, mengacu kepada percakapan teleponnya dengan Jenderal Li Zuo-cheng dari Tentara Pembebasan Rakyat China.

“Tugas saya waktu itu adalah menurunkan ketegangan,” katanya.

“Pesan saya juga konsisten: Tetap tenang, mantap, dan turunkan ketegangan.

Kami tidak akan menyerang Anda.” Pembicaraan telepon ini pertama kali dibeberkan dalam sebuah buku yang baru diterbitkan, berjudul “Peril” dan ditulis oleh dua jurnalis Washington Post, Bob Woodward dan Robert Costa, di mana buku tersebut berisi uraian tentang minggu-minggu terakhir dari kepresidenan Trump.

Setelah hal itu dilaporkan, Trump menyebut Ketua Kepala Staf Gabungan itu melakukan “tindakan gila” dan mengatakan, Milley “tidak pernah memberitahunya mengenai percakapan telepon dengan pihak China.” Tetapi Milley mengatakan, telepon pertama diperintahkan oleh Menteri Pertahanan Mark Esper, sementara 11 orang hadir pada pembicaraan telepon kedua, dan dia kemudian memberitahu Menteri Luar Negeri Pompeo dan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows pada saat itu.

Milley mengatakan pembicaraan telepon kedua, yang berlangsung dua hari setelah ratusan pendukung Trump menyerbu Gedung Kapitol untuk mencegah kongres menyertifikasi kemenangan Biden dalam pemilihan November lalu, dilakukan atas permintaan China dan dikoordinasikan dengan Kantor Pejabat Menteri Pertahanan Chris Miller.

Milley mengatakan, dia berkomitmen terhadap kendali sipil atas militer AS.

“Kendali sipil atas militer merupakan prinsip yang sudah mengakar dan penting bagi keberlangsungan republik ini,” kata Milley.

Dan dia menambahkan, “Saya berkomitmen untuk memastikan bahwa militer selalu tidak ikut campur dalam politik domestik.”