Pound Sterling Menguat Meski Beberapa Ekonom Kuatir Hard Brexit

0
655

JAVAFX – Pound sterling menguat meski beberapa ekonom kuatir hard Brexit pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana penguatan ini muncul sebagai bentuk pertahanan dari mata uang Inggris disaat beberapa ekonom dunia kuatir terhadap menurunnya kinerja ekonomi Inggris selepas Brexit nanti.
Secara umum dolar AS masih bergerak sedikit tertekan oleh mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.3545 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.3535. USDJPY untuk sementara berada di level 112,24 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 111,25. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7883 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7890.
Secara garis besar memang dolar AS masih bertahan di perdagangan kali ini dengan berusaha menghindari tekanan lebih lanjut dan lebih besar dari mata uang utama Asia Pasifik seperti semalam, setelah beberapa data ekonomi AS semalam sangat jauh di bawah perkiraan investor dunia sehingga muncul pertanyaan apakah bisa suku bunga the Fed naik 3 atau kali di tahun ini.
Keraguan investor muncul ketika data inflasi produsen bulanan di AS turun terburuk sejak 1,5 tahun lalu namun sedikit terbantu oleh data inflasi distributor tahunan yang terbaik sejak 6 tahun lalu. Klaim pengangguran mingguan pun ikut meninggi juga sehingga dampak cuaca buruk di AS akan menimbulkan kenaikan tingkat pengangguran. Tentu hal tersebut bukan berita bagus bagi dolar AS dalam usaha pemulihannya setelah terkoreksi cukup besar di saat pembahasan reformasi pajak beberapa waktu yang lalu.
Informasi terakhir sebelum data inflasi produsen AS muncul semalam, sentimen positif masih tampak terhadap dukungan dari pemotongan pajak di mana dampaknya bisa memunculkan sisi pertumbuhan upah para pekerja AS membaik di tahun ini sehingga tekanan inflasi juga akan meninggi. Hal ini juga dipertegas oleh para ekonom dunia bahwa pertumbuhan upah AS bisa meningkat di tahun ini berkat produktivitas ekonominya yang membaik sehingga suku bunga the Fed bisa naik 4 kali di tahun ini. Ini karena sebagian besar perusahaan di AS memberikan tambahan bonus serta kenaikan upah di tahun ini, sehingga partisipasi pajak yang baru ini positif bagi kenaikan inflasi.
Faktor perombakan kabinet pemerintahan Perdana Menteri Theresa May sedikit membuat harapan yang positif bagi investor dalam menghadapi pergerakan mata uang Inggris menjelang perundingan Brexit selanjutnya. Usaha PM May untuk menyakinkan pasar sejauh ini telah berhasil membuat investor makin yakin bahwa Brexit tidak akan membuat kinerja ekonomi Inggris memburuk pasca Brexit.
Namun hasil dari penelitian beberapa ekonom dunia membuat usaha kenaikan pound sedikit terganjal di mana investor di bayang-bayangi dengan situasi ekonomi Inggris yang akan menurun tajam bila meninggalkan pasar tunggal Eropa. Beberapa skenario bahkan membangkitkan selera negatif bahwa Inggris akan menuju posisi ekonomi yang resesi.
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: BBC