Secara Rahasia, Rusia Membantu Peluncuran Petro

0
78

Kolaborasi tersembunyi antara Rusia dan Venezuela dalam meluncurkan mata uang kripto demi menghindari sanksi Amerika Serikat mulai terkuak, sebagaimana laporan majalah Time hari ini, Rabu (21 Maret 2018)

Investigasi tersebut didasarkan pada sumber terdekat, menyusul sanksi Trump atas Maduro yaitu melarang warga AS untuk menggunakan, alias bertransaksi dengan mata uang digital Venezuala, yaitu Petro

Pemerintah Trump sejatinya telah memberlakukan sanksi tambahan pada Venezuela sejak Agustus 2017 dengan alasan pihak Maduro menerapkan kebijakan yang menjerumuskan Venezuela pada jurang krisis  kemanusiaan yang kian curam.

Sejatinya peluncuran Petro pada 20 Februari lalu, adalah bentuk perlawanan Venezuela atas Amerika Serikat dengan klaim bahwa Petro akan membantu Venezuela atas “persekongkolan AS” untuk mengusik pemerintahannya

Pre sell Petro telah meraup 735 juta dolar AS pada hari pertama diluncurkan, dan Maduro memprediksi akan mendulang profit sekira 6 milyar dolar AS dari total penjualan Petro, kendati pihak oposisi Majelis Nasional menuding peluncuran Petro sebagai inkonstitusional dan bentuk dari kecurangan

Time merilis bahwa dua penasehat Rusia untuk Maduro, yaitu Denis Druzkhov dan Fyodor Bogorodsky yang hadir pada peluncuran Petro mempunyai relasi erat dengan perbankan besar Rusia dan miliarder terdekat Kremlin

Lebih lanjut Time melaporkan kutipan dari seorang pejabat ekskutif bank Rusia yang berurusan dengan mata uang kripto bahwa penasehat senior Kremlin mengawasi upaya Petro lewat tandatangan Putin. Namun pihak Kremlin menolak tudingan keterlibatan otoritas keuangan Rusia dalam membidani lahirnya Petro.

Di sisi lain Rusia berani menegaskan bahwa mata uang kripto, yang biasanya berada dan beredar di luar radar otoritas pengatur, adalah salah satu cara untuk mengakhiri hegemoni Amerika Serikat di ranah ekonomi dan sistem keuangan global.

Namun, tokoh kunci dibalik sanksi AS atas Rusia, yaitu Brian O’Toole menegaskan mata uang kripto tidak akan banyak membantu Rusia, kecuali gangguan kecil belaka.

Minat Rusia atas mata uang kripto telah lama membara, bahkan merencanakan rubel versi digital, kendati gagasan tersebut ditentang oleh bank sentral, yang mencemaskan tindakan tersebut akan mengganggu kestabilan rubel sebenarnya.

Maka kecemasan tersebut dikompensasi dengan memilih sekutunya, yaitu Venezuela untuk melakukan uji coba meluncurkan Petro. Jadi sejatinya perlawanan Rusia terhadap dominasi AS antara lain memakai tangan Venezuela lewat Petro.