Semakin Negatif Minyak, Semakin Positif Emas

0
27
"Silhouette of an oil rig photographed at sunset, late afternoon. Tanker in the background. Cross processed slightly. Photographed against the sun."

JAVAFX – Dalam periode bersejarah ini kita menjumpai grafik perdaganngan yang rusak dan tindakan pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya, akibatnya salah satu peristiwa yang paling mencolok terjadi adalah harga spot minyak di AS berubah negatif pada perdagangan di hari Senin (20/04/2020). Grafik yang menggambarkan penurunan tajam harga minyak tersebut menjadi artefak dari kontrak berjangka minyak yang berakhir di hari Selasanya.

Pasar pada dasarnya perdagangan terjadi karena “tidak ada permintaa baru,” dan pedagang harus membayar orang untuk mengambil kontrak yang berakhir dari tangan mereka. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena menghindari pengiriman fisik minyak yang tidak bisa mereka gunakan atau simpan.

Pada gilirannya, penutupan ekonomi global yang membuat perjalanan, pengiriman, dan banyak industri, berhenti tiba-tiba sementara produsen minyak terus memompa minyak jauh lebih banyak daripada yang dapat digunakan siapa pun. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya perang minyak yang terjadi antara OPEC, Rusia, dan AS. Bagi para produsen minyak, mematikan sumur minyak bisa jadi sangat mahal, dan dalam beberapa kasus, itu justru merusak sumur.

Hasilnya kapasitas penyimpanan mendekati batasnya dan pedagang yang bahkan tidak pernah melihat satu barel minyak dipaksa membayar untuk menghindari pengiriman. Tapi ingat – ini adalah harga “minyak kertas”, bukan apa yang orang bayar di pompa bensin. Itu berarti keadaan luar biasa ini penting, dan indikatif, tetapi bukan penemuan harga yang sebenarnya di dunia nyata. Justru bagi sebagian investor yang dapat melihat peluang ini bisa mendapat untung dari bermain di “tanker minyak sebagai tempat penyimpanan“.

Saat ini, meski ada rencana pemotongan 10 miliar barel per hari oleh OPEC +, melimpahnya pasokan minyak masih membengkak. Semestinya pemotongan ini harus tiga kali lebih besar agar menimbulkan dampak yang nyata.

Beberapa bagian dari lockdown global pada kegiatan ekonomi mulai dibuka, tetapi itu sangat tentatif dan bertahap. Tentu saja itu akan menjadi waktu yang lama sebelum pasar minyak menjadi normal. Hal lain yang perlu diingat adalah pasar minyak terus mengalami surplus selama bertahun-tahun. Karena itu, kelebihan pasokan minyak tidak akan benar-benar hilang.

Di beberapa titik, kelaparan menjadi ancaman yang lebih besar daripada COVID-19. Dunia akan kembali bekerja. Orang-orang akan mulai mengemudi lagi. Kapal akan berlayar lagi. Pesawat akan terbang lagi. Ini mungkin mulai perlahan, tetapi industri akan kembali, dan minyak akan digunakan dalam jumlah yang meningkat.

Pada awalnya orang berfikir bahwa elektrifikasi akan mengakhiri era minyak bumi sebagai bahan bakar. Tapi itu masih bertahun-tahun lagi. Harga rendah akan menjadi obat untuk harga rendah. Kebangkrutan dan penghancuran pasokan fisik di ruang ini sekarang tidak bisa dihindari. Dan itu akan mengirim harga minyak lebih tinggi lagi, pada waktunya.

Hemat kata, minyak telah menjadi uranium baru. Mineral ini sangat dibenci dalam budaya populer, bahkan pembangkit listrik tenaga nuklir tidak terlihat seburuk itu. Tapi itu masih perlu. Itu tidak dapat sepenuhnya diganti dalam waktu kurang dari beberapa dekade. Dan itu tidak dapat disuplai dengan untung dengan harga minyak saat ini.

Memang tidak bisa mengatur waktu pasar, untuk menebak kapan bagian bawah harga minyak ini. Setidaknya hingga sektor industri mengalami pemulihan terlebih dahulu. Hingga masa itu belum dating, peluang spekulatif dalam perdagangan minyak mentah masih menjadi yang terbaik saat itu.

Hampir tidak ada yang memperkirakan atau memproyeksikan harga minyak bisa negatif, bahkan ketika realitas penutupan ekonomi menjadi semakin jelas suram. Namun itu terjadi di dunia nyata. Banyak hal terjadi yang sebelumnya bahkan tidak diketahui atau dipahami oleh orang-orang, kemudian hancur dalam kegelapan. Keruntuhan yang mengejutkan di pasar minyak mentah berjangka minyak hanyalah satu contoh. Masih banyak contoh kerusakan lain seperti ini terjadi di sekitar kita.

Keadaan ini berarti bahwa tidak ada model ekonomi yang valid saat ini. Bahkan IMF mengakui pada minggu lalu. Itu berarti bahwa tidak ada prakiraan ekonomi saat ini yang sepadan dengan kertas yang tidak dicetaknya. Baik The Fed, maupun ECB, atau PBOC, atau para Penyihir ekonomi Oz mana pun di dunia ini tidak memiliki dasar yang kuat untuk membuat ramalan. Mereka berada di perairan yang belum dipetakan, berlayar buta.

Untuk kebaikan mereka, perusahaan demi perusahaan menarik kembali proyeksi pendapatan mereka untuk tahun 2020. Ini adalah satu-satunya hal yang wajar untuk dilakukan ketika tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok, apalagi selama kuartal atau tahun berikutnya.

Sayangnya, sejumlah investor justru melakukan hal yang gila, menumpuk kembali aset berisiko Wall Street sejak kehancuran Maret. Para investor ini memahami benar kredo “berita buruk sebagai kabar baik” di Wall Street. Sejak crash Maret, investor telah menumpuk menjadi aset berisiko seolah-olah mereka tidak melihat risiko sama sekali. Beberapa pasar saham kesayangan bahkan mencapai tertinggi sepanjang masa minggu lalu.

Disisi lain, pemerintah di seluruh dunia mencetak uang seperti tidak ada hari esok, mencoba untuk menjamin semua orang dan semuanya. Dengan membeli obligasi sampah dari The Fed, investor mungkin membayangkan bahwa tidak ada yang namanya aset berisiko di dunia saat ini. Tapi seperti harga minyak negatif, apa yang terjadi di AS dan ekonomi global saat ini tidak berkelanjutan. Sesuatu harus diberikan, dan itu akan menjadi jelek ketika itu terjadi.

Aksi borong investor di Wall Street dan Obligasi sampah tersebut sangat mengejutkan, bak kasus orang buta menuntun orang buta. Dalam pandangan yang demikian, inversi harga minyak pada hari Senin kemarin bisa membawa ke akhir yang tidak baik bagi mereka yang terburu-buru untuk membeli saham utama yang masih terlalu mahal. Itu sebabnya lebih baik bagi investor memilih mode uang tunai dan tunggu sampai ada sinyal yang terang lebih lanjut.

Berita baiknya adalah kehancuran Wall Street dan semua kegilaan ini jelas-jelas menjadi sentiment yang bullish untuk emas. Memang dengan jatuhnya harga minyak mentah sedemikian rupa bisa membuat harga bahan bakar yang lebh murah untuk melakukan penambangan emas. Namun yang lebih ditekankan disini adalah respons pemerintah di seluruh dunia untuk mencetak uang akan menjadi pendorong yang kuat untuk logam mulia selama bertahun-tahun yang akan datang. Ini menjadi sangat jelas, bahkan analis mainstream dari Bank of America memperkirakan harga emas bisa mencapai $ 3.000 setidaknya dalam 18 bulan kedepan.

Dengan demikian, semakin harga minyak menjadi negatif, semakin kuat dorongan bagi harga emas untuk meningkat. Dengan kata lain, harga emas akan naik bersama dengan kegelisahan yang meningkat.