Yen Belum Mampu Hadapi Tekanan Dolar AS

0
214

JAVAFX – Berita forex di hari Jumat(22/12/2017), yen belum mampu hadapi tekanan dolar AS pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang hari ini di akhir pekan, dimana secara umum dolar AS masih memberikan tekanan kepada yen pasca Senat dan Kongres AS memutuskan meloloskan reformasi pajaknya serta kabinet Jeoang mengeluarkan anggaran fiskal 2018 yang super.

Sejauh ini USDJPY untuk sementara menguat dan berada di level 113,35, sedangkan untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7715 alias menguat dibandingkan penutupan tadi pagi dan USDCNY atau China yuan sedang menguat berada di 6,5629.

Secara garis besar memang dolar AS masih bergerak tipis dan bertahan dari tekanan mata uang utama Asia Pasifik setelah suku bunga the Fed naik pekan lalu dan masih terlihat nyaman untuk tetap berada di jalur kenaikan suku bunga yang normal di tahun mendatang dengan dukungan dari lolosnya UU pajak yang sangat mendukung kenaikan suku bunga the Fed.

Dolar beruntung ada reformasi fiskal yang kontroversial tersebut karena dolar AS masih menjadi perburuan investor mengingat reformasi pajak dipercaya bisa meningkatkan kinerja ekonomi AS dengan signifikan sehingga kenaikan suku bunga the Fed bisa lebih dari 3 kali di 2018 nanti.

Namun sayang terjadi kondisi pro dan kontra terhadap UU pajak tersebut. Sisi pro memang ada situasi peningkatan kinerja ekonomi. Tetapi sisi kontra terhadap pajak baru tersebut bisa menimbulkan gelembung defisit anggaran oemerintah sehingga ancaman penutupan jalannya pemerintahan AS akan semakin sering terjadi. Selain itu melebarnya defisit neraca juga membebani kemampuan negara dalam menghadapi kondisi darurat seperti contohnya ketika ada bencana resesi ekonomi maka kemampuan negara untuk menanggulanginya akan kurang dalam menghindari ancaman kebangkrutan.

Pemerintah Jepang pagi ini juga mengeluarkan rancangan anggaran fiskal 2018 yang akan segera dijalankan pada April 2018 nanti. Terjadi kenaikan anggaran fiskal 2018 ini yang berarti sekarang ini pemerintahan Shinzo Abe lebih menekankan pertumbuhan ekonominya daripada penghematan dengan stimulus moneter yang agresif yang membuat biaya pinjaman yang rendah. Belanja anggaran yang lebih besar karena untuk persiapan naiknya pengeluaran untuk kesejahteraan kaum tua Jepang dan pengeluaran militer untuk memobilisasi angkatan bersenjata Jepang karena situasi Korea yang memanas. Kondisi anggaran ini membuat yen sedikit tertahan penguatannya.

Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: Financial Times