Yen Berbalik Menguat

0
58

JAVAFX – Yen berbalik menguat pada perdagangan jelang siang akhir pekan ini didukung oleh membaiknya data pertumbuhan ekonomi dan inflasi Jepang di periode lalu.

Semalam yen sebetulnya mendapatkan tekanan yang cukup hebat dari dolar AS setelah data di sektor manufaktur dan sektor perumahan AS kembali bangkit, sehingga pasar melihat untuk sejenak meninggalkan suasana hasil FOMC meeting membuat investor segera melepas portfolio dolarnya dan beralih ke segala mata uang dunia lainnya kala itu.

USDJPY untuk sementara berada di level 111,12, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7965, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7439.

Kondisi mata uang AS, greenback sendiri dalam beberapa pekan ini sebetulnya masih mengalami tekanan yang cukup besar dimana sejak awal tahun dolar AS telah mengalami tekanan dari yen sebesar 5%.

Situasi menurunnya perekonomian AS merupakan salah satu sebab IMF menurunkan target pertumbuhan negeri Paman Sam tersebut beberapa hari lalu.

Selain itu IMF memberikan masukan ke pasar bahwa situasi politik di AS yang cenderung tidak stabil membuat situasi agenda ekonomi Trump juga makin dipertanyakan lebih lanjutnya.

Hasil FOMC meeting dimana the Fed akan segera memperbaiki situasi neracanya membawa dampak bahwa greenback harus melemah hingga lelang obligasi the Fed yang rencananya dimulai sekitar September dengan nilai $10 milyar.

Meski pesanan barang AS tercatat tertinggi sejak 13 tahun lalu, namun hasil Fed meeting yang tidak merubah suku bunganya membuat investor diberitahu the Fed bahwa defisit neraca adalah fokus utama di tahun ini.

Ini berarti bahwa nilai dolar AS harus terus melemah sehingga upaya currency war juga tak bisa dihindarkan.

Sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa pekan terakhir, hanya berkisar di level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan titik pemecahan masalah di sektor perdagangan kedua belah pihak tersebut.

Apalagi BoJ sendiri masih bertahan dengan suku bunga rendahnya, seperti hasil paparan yang kemarin dirilisnya bahwa BoJ memperkirakan bahwa 2020 adalah waktu untuk mengevaluasi suku bunga tersebut.

Semakin lama unsur kenaikan suku bunga Jepang, maka semakin lama juga yen bertahan dari gempuran greenback

Hasil dari data Jepang tadi pagi pun harusnya yen menguat kencang, namun nampaknya BoJ menahan agar tidak terlalu menguat mata uangnya karena bisa mencederai sektor eksporternya.

Dilaporkan bahwa data belanja konsumen mengalami kenaikan di periode kali ini yaitu tumbuh 2,3% atau lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh hanya 0,6%.

Tingkat pengangguran Jepang juga mengalami perbaikan yaitu turun menjadi 2,8% di bulan ini, atau lebih baik dibandingkan periode sebelumnya 3,1%.

Sedangkan inflasi inti di Tokyo meningkat dari 0% menjadi 0,2%, sedangkan inflasi inti untuk nasional tetap 0,4% serta penjualan eceran Jepang tetap tumbuh 2,1% atau sama dengan periode sebelumnya.

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters