Yen Terus Terdesak

0
72

JAVAFX – Yen terus terdesak di awal perdagangan pekan ini setelah Bank of Japan tetap melakukan pembelian kembali aset-asetnya serta data ekonomi Jepang yang tidak mendukung penguatan yen lebih lanjut.

USDJPY untuk sementara berada di level 114,13, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7609, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,8077.

Sebelumnya di perdagangan akhir pekan lalu, secara umum greenback memberikan tekanannya kepada mata uang utama dunia khususnya yen setelah data tenaga kerja AS di akhir pekan lali sangat mendukung ekonomi AS untuk tetap memanas di kemudian hari.

Dukungan kepada greenback berlanjut setelah penyampaian laporan triwulan the Fed kepada parlemen AS bahwa suku bunga AS akan tetap naik secara berkala, serta segera mengurangi defisit neraca bank sentral di tahun ini.

Tekanan terhadap yen sebetulnya juga datang dari dalam negeri Jepang di Jumat lalu dimana Bank of Japan tetap akan melakukan pembelian kembali atau buyback aset-asetnya khususnya surat hutangnya sehingga kala itu yen mengalami pelemahan terbesar sejak 12 Mei lalu.

Tujuan BoJ melakukan pembelian JGB atau Japanese Government Bond adalah meningkatkan imbal hasil obligasinya agar lebih menarik pasar atau investor. BoJ menawarkan ke pasar untuk membeli JGB 10-tahun dengan yield atau imbal hasil sebesar 0,110% dan juga meningkatkan pembelian JGB 5-tahun dan JGB 10-tahun melalui proses lelang dari ¥450 milyar menjadi ¥500 milyar.

Sejauh ini dalam sepekan lalu, yen sudah mengalami pelemahan sebesar 1,6%. Langkah tersebut dilakukan BoJ untuk sebuah langkah pencegahan atau penanggulangan awal sebelum data tenaga kerja AS rilis malam harinya sehingga jadwal lelang yang biasanya dilakukan BoJ pada awal pekan dimajukan Jumat kemarin.

Kala itu BoJ berpikiran jikalau data tenaga kerja AS membaik maka imbal hasil dari obligasi pemerintah Jepang akan anjlok sehingga BoJ akhir pekan lalu melakukan lelang lebih awal demi mencegah yield JGB tidak jatuh.

Hal ini juga ditekankan lebih dalam oleh Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda pagi ini bahwa langkah bank sentral untuk tetap memberikan paket stimulus tersebut sengaja dilakukan agar inflasi di Jepang segera meninggi dan pertumbuhan industri dalam negeri Jepang dapat mengamankan kondisi ekonomi Jepang yang tetap hangat alias aman terkendali.

Hal ini diungkapkan Kuroda setelah data pesanan mesin pabrikan Jepang mengalami penurunan yang besar mendekati level terendahnya di Agustus 2016. Data ini sangat mempengaruhi belanja investasi perusahaan dalam negeri Jepang sehingga dengan merendahnya data tersebut membuat investor berpikir bahwa tingkat investasi di Jepang sedang meredup.

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: Sputnik International