7 Hal Penting Sebelum Melakukan Transaksi Hari Ini

0
43

JAVAFX – Berikut ini adalah 7 hal utama yang perlu diketahui sebelum melakukan transaksi perdagangan pada hari Rabu (09/01). Sepinya indikator ekonomi menjadikan berita perundingan AS – China di Beijing sebagai fokus utama pelaku pasar. Ketidakpastian kondisi ekonomi membuat Dolar AS sebagai safe haven menjadi tujuan investor melakukan lindung nilai.

  1. Perundingan AS – China

Hari ini adalah hari terakhir putaran diskusi antara AS dan China di Beijing. Ada optimisme pada hasil yang ramah yang mendukung aset risiko global. Tak heran bila perdagangan bursa Asia bergerak naik. Setidaknya China menyetujui lima tanaman hasil rekayasa genetika untuk impor, yang menunjukkan itikad baik selama hari terakhir pembicaraan perdagangan. AS adalah produsen tanaman transgenik terbesar di dunia. Washington dan Beijing memiliki tenggat waktu hingga 1 Maret untuk mencapai kesepakatan, setelah itu Presiden AS Donald Trump berjanji akan menaikkan tarif lagi menjadi 25%, dari 10%, atas impor Cina senilai $ 200 miliar.

  1. Kenaikan Bursa saham global didukung harapan membaiknya iklim perdagangan.

Dengan harapan hasil perundingan AS – China yang menjanjikan, berpeluang untuk mengakhiri perang dagang sehingga mendukung potensi kenaikan bursa saham global. Meskipun demikian, ada peringatan dari Samsung Electronic yang membatasi kenaikan peruntungannya. Perusahaan ini memperkirakan akan terjadi penurunan 29% dalam laba kuartalan karena lemahnya permintaan chip. Kabar ini senada dengan cerita raksasa teknologi AS Apple. Tak heran bila Indek KOSPI Korea Selatan ditutup turun 0,6% di tengah kenaikan indek regional Asia.

  1. Optimisme Asia Menjalar

Bursa saham Eropa mampu melawan berita mengecewakan dan Indek Eropa secara luas naik sekitar 1% dalam perdagangan awal di hari Selasa ini. Hasil positif Asia dan Eropa ini berdampak pada tren kenaikan Bursa Saham AS. Indek berjangka menunjukkan potensi kenaikan sejak awal perdagangan. Indek Dow futures naik 142 poin, atau 0,60%, Indek S&P 500 futures naik 15 poin, atau 0,59%, sementara Indek Nasdaq 100 futures naik 38 poin, atau 0,58 %.

  1. Trump akan berbicara soal ‘krisis’ perbatasan

Pelaku pasar akan menantikan apa yang akan dikatakan oleh Presiden A.S. Donald Trump terkait masalah krisis perbatasan. Masalah ini menjadi lirikan pasar karena isu ini menjadi dasar sengketa Pemerintah dengan Konggres, yang berujung pada Shutdown. Trump mengumumkan bahwa dia akan menyampaikan pidato tentang “krisis” perbatasan dengan Meksiko pada pukul 21:00 ET (15:00 GMT Rabu). Shutdown ini berdampak pada pelemahan Dolar dan menjadi sentiment negatif bagi bursa saham pula.

  1. Dolar kembali menguat menjelang lebih banyak data tenaga kerja

Dolar AS mencoba pulih setelah menderita kerugian sebelumnya. Perundingan AS – China akan menjadi sentiment penggerak harga, selain sejumlah data ekonomi AS yang akan dirilis, khususnya terkait dengan pasar tenaga kerja AS. Indeks dolar AS, sejauh ini naik 0,22% pada 95,43. Data ekonomi utama yang dinanti antar alain angka Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTs) untuk bulan November. Ekonom memperkirakan bahwa lowongan pekerjaan naik menjadi 7,1 juta. Mengingat jumlahnya dari angka dua bulan lalu, jadi mungkin tidak memiliki dampak besar pada pasar, terutama setelah data pasar tenaga kerja minggu lalu, nonfarm payrolls yang sangat kuat pada bulan Desember.

  1. Harga minyak naik jelang laporan data inventaris A.S.

Harga minyak naik dimana West Texas Intermediate berada di jalurnya untuk kemenangan beruntun terlama sejak 2017. Investor akan fokus pada data mingguan persediaan minyak mentah AS yang akan diumumkan. Harga Minyak mentah berjangka AS naik 75 sen, atau 1,55%, menjadi $ 49,27, sementara minyak Brent diperdagangkan naik 98 sen, atau 1,71%, ke $ 58,31.

  1. Angka Produksi Industri Jerman merosot Tak Terduga.

Data terkini menunjukkan angka produksi industri Jerman untuk bulan November, meleset dari perkiraan. Ini mengkonfirmasi bagaimana ketegangan dan kelemahan perdagangan di pasar negara berkembang menghambat kenaikan ekonomi Jerman yang sudah berjalan lama, dan bisa menunda langkah apa pun oleh Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga jangka pendek. Angka Produksi yang telah disesuaikan dengan inflasi dan perubahan musiman, turun 1,9% pada November dari bulan sebelumnya. Ekonom memperkirakan naik 0,3%. (WK)