7 Hal Penting Sebelum Melakukan Transaksi Hari Ini

0
30
The Wall Street sign and row of American flags outside the New York Stock Exchange.

JAVAFX – Berikut ini adalah 7 (Tujuh) hal penting yang perlu diketahui sebelum melakukan transaksi pada hari Senin (25/02) :

  1. Trump menunda kenaikan tarif A.S. pada barang Cina. Dihari Minggu kemarin, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan menunda kenaikan tarif untuk barang-barang Cina yang sedianya dijadwalkan untuk diberlakukan pada hari Jumat. Ia mengutip adanya “kemajuan substansial” dalam pembicaraan perdagangan AS-China selama akhir pekan, yang menjadi alasannya. Presiden mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa kemajuan telah dibuat pada sejumlah masalah memecah belah, termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, layanan dan mata uang. Trump juga mengatakan bahwa ia dan Presiden Cina Xi Jinping akan bertemu di tanah miliknya Mar-a-Lago di Florida untuk mencapai kesepakatan jika kemajuan terus berlanjut. Trump awalnya merencanakan untuk menaikkan tarif menjadi 25% dari 10% pada impor Cina senilai $ 200 miliar ke AS jika kesepakatan antara dua ekonomi terbesar di dunia tidak tercapai pada hari Jumat. Sayangnya sejauh ini tidak dirinci, kapan tenggat waktu terbaru.
  2. Pengumuman ini, akan menjadi tsunamin sentiment pasar di hari Senin. Bursa saham Asia dipastikan akan melanjutkan kenaikannya. Kepercayaan pasar makin tebal dengan perkembangan ini. Kenaikan saham di China akan berimbas pada perdagangan regional dan pada akhirnya akan mendorong kenaikan bursa saham AS juga. Pasar melihat peluang yang lebih baik jika kesepakatan ini akan membuat pertumbuhan ekonomi global lebih baik.
  3. Data ekonomi yang perlu diperhatikan diantaranya adalah Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago akan dirilis, diikuti oleh angka perdagangan grosir dan survei manufaktur Fed Dallas. Dimana Indek dolar AS, saat ini tengah melemah 0,1% pada 96,26.
  4. Harga Minyak masih dikisaran termahal di 2019. Harga minyak bertahan didekat level tertinggi mereka tahun ini, didukung oleh optimisme bahwa Washington dan Beijing akan segera menyelesaikan serangkaian sengketa perdagangan yang telah menyeret pertumbuhan ekonomi global.
  5. Harga emas naik secara signifikan oleh melemahnya Dolar AS. Membuka kesempatan bagi Emas melenggang keatas. Potensi kenaikan harga emas masih tetap terjaga. Investor terus mencermati perkembangan perundingan AS – China. Isu Perang Dagang ini memang penting dalam perdagangan Emas. Pasalnya, Cina merupakan salah satu negara pembeli emas yang paling aktif. Bentrokan antara Beijing dan Washington dianggap membebani ekonomi Tiongkok yang telah menunjukkan tanda-tanda kelemahan.
  6. Ketidakpastian Brexit mengemuka setelah May menunda pemungutan suara. Dengan hanya 32 hari hingga Inggris akan meninggalkan Uni Eropa, Inggris sedang mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk kemungkinan menunda Brexit, jika parlemen gagal menyetujui kesepakatan Perdana Menteri Theresa May pada 12 Maret nanti. Di hari Minggu, PM. May menunda pemungutan suara di parlemen pada perjanjian Brexit, membuat perselisihan minggu ini dengan anggota parlemen. Pemimpin partai Buruh oposisi Jeremy Corbyn adalah di antara mereka yang mengkritik langkah untuk menunda pemungutan suara parlemen pada kesepakatan Brexit, mengatakan May “sembrono”. Theresa May dikatakan menempatkan negara dalam bahaya dengan secara serampangan dengan bermain waktu untuk memaksa para anggota parlemen memilih antara kesepakatannya yang buruk dan No Deal yang membawa bencana, ungkapnya.
  7. Inflasi AS masih mengecewakan. Meskipun tingkat pengangguran A.S. turun terendah dalam hampir 50 tahun, para pembuat kebijakan Federal Reserve tetap khawatir tentang inflasi yang terlalu rendah. Hal ini memberikan alasan bagaimana mereka akhirnya memutuskan untuk menahan kenaikan suku bunga. Secara tradisional, para ekonom telah menemukan bahwa ketika pasar tenaga kerja panas, pada akhirnya inflasi juga akan meningkat. Serentetan penelitian baru dari dalam dan luar The Fed, bagaimanapun, telah menyarankan bahwa hubungan ini mungkin telah melemah. Gubernur Bank Sentral AS wilayah New York John Williams dan Gubernur Bank Sentral AS wilayah San Francisco Mary Daly keduanya mengatakan mereka masih percaya bahwa pasar tenaga kerja yang ketat memberikan tekanan pada inflasi, dan bahwa dengan pengangguran pada 4 persen, The Fed harus berjaga-jaga terhadap kenaikan harga.”Inflasi di bawah target kami untuk waktu yang lama,” kata Daly. “Kepuasan dapat berjalan dua arah dan penting untuk waspada di kedua sisi target, tidak hanya pada sisi atas tetapi juga pada sisi negatifnya.” Sementara Williams mengutip analisisnya sendiri yang menunjukkan pengangguran yang rendah sebenarnya masih memberikan tekanan pada harga dan mengatakan dia setuju bahwa The Fed harus waspada tentang lonjakan inflasi. “Kita harus sama-sama waspada bahwa ekspektasi inflasi tidak menjadi berlabuh pada level yang terlalu rendah,” katanya. (WK)