Aksi Safe Haven Dolar Makin Meningkat

0
91
Pound Sterling ke Arah Pelemahannya

JAVAFX – Aksi safe haven dolar makin meningkat pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang hari ini, di mana kondisi ini merupakan lanjutan dari kondisi sebelumnya dengan keinginan pasar terhadap rencana kenaikan suku bunga the Fed.

Melihat pada perdagangan sebelumnya, kala itu pergerakan dolar AS memberikan tekanannya kepada beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1567, GBPUSD ditutup melemah di level 1,3002, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7395 dan USDJPY ditutup melemah di level 111,26.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1665, GBPUSD bergerak di level 1,2992, AUDUSD di level 0,7389 dan yen di level 111,35.

Kondisi yen kali ini masih melemah terhadap dolar AS lagi setelah pekan lalu Bank of Japan tidak merubah suku bunganya di level yang rendah serta mempertahankan paket kebijakan stimulusnya secara jangka panjang demi meningkatkan kemampuan ekonomi Jepang. Usaha BoJ sampai saat ini memang belum berhasil mengangkat inflasi di Jepang sehingga mereka butuh waktu yang lebih panjang dalam usaha memperbaiki kondisi ekonominya.

Tak secepat the Fed dalam melakukan normalisasi kebijakan moneternya merupakan salah satu alasan kenapa indeks dolar selalu menguat yang diiringi oleh naiknya suku bunga the Fed. Bank sentral Inggris pekan lalu sudah menaikkan suku bunganya, namun rasa optimis the Fed dalam memandang masa depan ekonominya serta dukungan rasa optimis Presiden Trump melihat perkembangan ekonomi dalam negeri AS di saat perang tarif melanda, membuat greenback optimis dalam rencana penguatannya dengan dukungan akan naiknya suku bunga the Fed pada September nanti.

Sebetulnya kondisi ini tidak diinginkan oleh Presiden Trump, di mana Presiden Trump ingin kenaikan suku bunga the Fed tidak terjadi lagi serta menuduh Uni Eropa dan China telah melakukan manipulasi terhadap pergerakan mata uangnya agar terus mengalami melemah serta menahan kenaikan suku bunganya sehingga dolar AS terus menguat dan AS merasa dirugikan oleh mereka.

Pengaruh verbal intervensi Presiden Trump ini terus bertahan hingga saat ini sebagai bentuk perlawanan pergerakan penguatan dolar AS yang didukung oleh pernyataan ketua the Fed Jerome Powell sebelumnya di mana Powell pernah menyatakan bahwa ekonomi AS butuh kenaikan suku bunga demi menghindari situasi resesi ekonomi kembali. Ditegaskan pula oleh pasar bahwa kondisi ini bisa diartikan bahwa kenaikan suku bunga bisa naik tiap 3 bulan sekali.

Potensi kebijakan Presiden Trump untuk memberikan tarif proteksi terhadap sistem perdagangannya dengan telah membuat beberapa negara tujuan proteksi dan ramai-ramai juga melakukan tindakan balasan berupa pemberian tarif juga terhadap barang-barang asal AS. Dan China pun tengah menyiapkan senjata tarif baru serta rencana paket bantuan ekonominya untuk menahan gejolak rendahnya ekonomi China, telah membuat upaya dolar AS makin kokoh meski data nonfarm payroll akhir pekan lalu kurang bagus.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi