Berbalik Arah, Harga Minyak Turun Tajam Kembali

0
37

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 5,5% pada perdagangan di hari Selasa (30/08/2022) dimana ada kekhawatiran resesi dapat kembali. Selain itu pasar juga menyoroti soal soal pasokan yang menimbulkan kekhawatiran seiring dengan meredanya potensi pengurangan produksi OPEC+. Harga WTI untuk pengiriman Oktober ditutup turun US$5,37 menjadi menetap di US$91,64 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Oktober, yang berakhir pada Selasa kemarin juga turun US$5,66 menjadi US$99,43.

Penurunan besar-besaran ini terjadi setelah harga mengalami kenaikan tajam pada perdagangan di hari Senin, terbesar dalam enam minggu. Dorongan kenaikan harga dipicu oleh ketegangan geopolitik di Libya, salah satu produsen minyak yang dikawatirkan akan menggangu pasokan minyak sebesar 1,2 juta barel per hari jika ladang minyak dan pelabuhan kembali terancam, meskipun pengiriman sejauh ini belum terhambat. Sementara itu, terjadi juga kerusuhan di Irak yang juga meningkatkan kekhawatiran pasar atas gangguan keamanan pasokan.

Pada akhir pekan terjadi bentrokan hebat yang mengakibatkan beberapa korban jiwa di ibu kota Libya, Tripoli. Kerusuhan ini menimbulkan keraguan baru tentang stabilitas negara tersebut, serta potensi gangguan produksi minyak Libya. Padahal setelah berbulan-bulan lamanya terjadi blokade ladang minyak dan terminal minyak, kini produksi baru saja dinormalisasi kembali dengan kapasitas pada level 1,2 juta barel per hari.

Kekhawatiran bahwa OPEC+ akan memangkas produksi ketika bertemu minggu depan setelah ada pernyataan dari menteri perminyakan Arab Saudi pada pekan lalu juga menjadi pelajaran karena perlunya kelompok tersebut untuk memberikan ruang bagi ekspor potensial dari Iran juga mereda karena pembicaraan untuk memulihkan perjanjian nuklir 2015 tampaknya terus menyeret harga.

Namun, pidato hawkish Jumat dari ketua Federal Reserve Jerome Powell dan komentar dari pejabat Eropa yang mengatakan perlambatan ekonomi kemungkinan telah memusatkan perhatian para pedagang pada kemungkinan resesi di ekonomi utama yang dapat memperlambat permintaan.