Thursday, December 18, 2025
Home Blog Page 10

Pasar Gelisah, Emas Masih Terjebak Bayang-Bayang Sikap Hawkish Fed?

0
Emas

Harga emas kembali melemah jelang akhir pekan setelah pasar mulai meragukan peluang pemotongan suku bunga The Federal Reserve pada Desember. XAUUSD sebenarnya sempat melesat dan menyentuh level tertinggi sejak 21 Oktober—melewati area 4.200—namun akhirnya bergerak dalam rentang sempit karena investor menunggu kejelasan arah kebijakan bank sentral AS. Dengan berakhirnya penutupan pemerintah Amerika Serikat, perhatian pasar kini tertuju pada bagaimana pemerintah mengatasi penumpukan data ekonomi yang tertunda serta apa yang akan diungkap oleh rilis berikutnya mengenai kondisi ekonomi negeri Paman Sam.

Momentum Emas Didukung Sentimen Safe Haven

Emas memulai pekan ini dengan langkah positif. Sentimen pasar yang cenderung lebih tenang membuat dolar AS kesulitan menguat, memberi ruang bagi emas untuk naik. Akhir pekan lalu, kelompok Demokrat moderat di Senat berhasil mencapai kesepakatan yang memungkinkan pengesahan RUU pendanaan sementara dengan suara 60–40, membuka jalan menuju akhir penutupan pemerintahan. Situasi ini sempat mengurangi tekanan pasar dan mendorong aliran dana kembali ke aset aman, termasuk emas.

Tak lama setelah DPR AS menyetujui RUU pendanaan pada Rabu malam, Presiden Donald Trump menandatanganinya, secara resmi membuka kembali pemerintahan. Namun pernyataan Gedung Putih bahwa Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) mungkin tidak dapat merilis data tenaga kerja dan inflasi Oktober membuat indeks dolar AS melemah. Dampaknya, emas kembali mencatat kenaikan dan sempat menembus level tertinggi tiga minggu di atas 4.200.

Komentar Hawkish The Fed Kembali Menahan Kenaikan Emas

Meski sempat menguat, emas mulai kehilangan tenaga menjelang akhir pekan. Sentimen negatif di Wall Street mendorong investor mencari aset aman, namun komentar hawkish dari sejumlah pejabat The Fed membuat pasar kembali meragukan peluang pemotongan suku bunga Desember.

Presiden The Fed St. Louis, Alberto Musalem, menyebut pasar tenaga kerja masih berada dekat kondisi “full employment”, sementara Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, kembali menegaskan bahwa inflasi masih terlalu tinggi. Data FedWatch menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga Desember turun ke kisaran 50%, jauh di bawah 67% pada pekan sebelumnya. Hasilnya, emas jatuh ke bawah level 4.100 pada Jumat dan menutup pekan di zona negatif.

Investor Kembali Menanti Data Ekonomi AS

Sampai saat ini belum ada pengumuman resmi terkait jadwal rilis data ekonomi AS yang sempat tertunda. Ada kemungkinan data ketenagakerjaan September akan dirilis secepatnya pekan depan, meski efektivitasnya dipertanyakan karena sudah dianggap kedaluwarsa.

Sementara itu, data ketenagakerjaan ADP akan menjadi sorotan pada Selasa. Jika rilis ini kembali menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja—terutama jika laporan resmi BLS Oktober tidak tersedia—USD bisa tertekan dan memberi ruang kenaikan bagi XAUUSD.

Komentar pejabat The Fed tetap menjadi fokus utama dalam jangka pendek. Jika mereka memberi sinyal kekhawatiran pada kondisi tenaga kerja, pasar bisa menafsirkan ini sebagai tanda menuju pelonggaran kebijakan. Sebaliknya, jika The Fed tetap menekankan perlunya menjaga suku bunga stabil sambil menunggu data yang lebih jelas, dolar AS berpotensi tetap kuat dan membuat harga emas sulit bergerak naik.

Bursa saham Asia dibuka Di Zona Hijau

0

Pada hari ini, bursa saham utama di wilayah Asia dibuka dengan pergerakan yang Di Zona Hijau. Para pelaku pasar dan investor sedang mencermati perkembangan awal di bursa saham untuk mendapatkan wawasan tentang sentimen pasar dan arah pergerakan harga saham.

Sementara itu, di Wall Street, pasar saham Amerika Serikat juga mengalami pergerakan yang beragam. Indeks Dow Jones Industrial turun sebesar 309.74 dan ditutup pada level 47222.38. Indeks S&P 500 turun sebesar 3.38 dan ditutup pada level 6672.14, sementara indeks Nasdaq 100 naik sebesar 30.23 dan ditutup pada level 22544.73.

Selain itu, pergerakan harga komoditas juga menjadi sorotan dalam pasar keuangan. Harga emas dalam bentuk spot, yang sering dijadikan aset lindung nilai dalam situasi ketidakpastian, mengalami pergerakan. Harga emas spot turun sebesar 20.26 USD dan ditutup pada level 4,067.01 USD per Troy Oz. Sementara itu, harga minyak mentah WTI, yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian global, juga mencatat pergerakan. WTI Crude Oil turun sebesar 0.51 dan ditutup pada level 59.37 USD per barrel.

Berikut adalah rangkuman dari beberapa bursa saham utama di wilayah Asia, yang menjadi fokus perhatian para investor:

Hong Kong Hangseng – 26,441.70 (-0.71%)

Australia All Ords – 8,907.00 (0.10%)

Japan Nikkei 225 – 50,282.39 (-0.10%)

New Zealand 50 – 13,464.46 (0.26%)

India SENSEX – 84,700.50 (0.33%)

S&P 500 Asia – 7,875.21 (-2.35%)

Indonesia LQ45 – 846.70 (0.96%)

Indonesia Comp – 8,397.84 (0.71%)

Japan TOPIX – 3,350.03 (-0.37%)

Nifty 50 – 25,948.20 (0.27%)

ShenZhen Composite – 2,510.65 (0.01%)

Harap dicatat bahwa informasi yang disampaikan di atas adalah ringkasan awal pergerakan pasar dan dapat berubah seiring dengan berjalannya sesi perdagangan. Untuk memperoleh informasi terkini dan rinci tentang pergerakan bursa saham di wilayah Asia, disarankan untuk mengikuti sumber berita keuangan yang terpercaya dan menggunakan platform perdagangan yang menyediakan data real-time. Sebelum mengambil keputusan investasi, penting untuk melakukan analisis mendalam, mempertimbangkan risiko secara hati-hati, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan

Bursa saham Eropa dibuka beragam

0
Brussels, Belgium, 4 April 2019 - Entrance of the Berlaymont building, headquarters of the European Commission with the organization logo.

Bursa Saham Utama di wilayah Eropa dibuka pada hari ini dengan pergerakan yang beragam. Para investor dan pelaku pasar secara aktif memantau perkembangan awal di bursa saham untuk mendapatkan wawasan tentang sentimen pasar dan arah pergerakan harga saham.

Di sisi lain, di Wall Street, pasar saham Amerika Serikat juga mengalami pergerakan yang beragam. Indeks Dow Jones Industrial turun sebanyak 309.74 dan ditutup pada level 47222.38. Indeks S&P 500 turun sebesar 3.38 dan ditutup pada level 6672.14, sementara indeks Nasdaq 100 naik sebanyak 30.23 dan ditutup pada level 22544.73.

Selain itu, pergerakan harga komoditas juga menjadi perhatian dalam pasar keuangan. Spot Metal Gold, yang menjadi aset yang banyak dicari sebagai tempat berlindung dalam situasi ketidakpastian, mengalami pergerakan. Harga emas melemah sebesar 20.26 USD dan ditutup pada level 4,067.01 USD per Troy Oz. Sedangkan harga minyak mentah WTI, yang memainkan peran penting dalam perekonomian global, juga mencatat pergerakan. WTI Crude Oil turun sebanyak 0.51 dan ditutup pada level 59.37 USD per barrel.

Berikut adalah rangkuman dari beberapa bursa saham utama di wilayah Eropa, yang menjadi sorotan para investor:

UK FTSE – 9,698.35 (0.08%)

France CAC – 8,155.93 (-0.01%)

Italy FTSE MIB – 43,997.86 (0.24%)

Spain IBEX – .00 (0.00%)

Helsinki OMX 25 – 5,478.53 (-1.19%)

Belgium 20 – 5,033.44 (-0.23%)

Warsaw WIG – .00 (0.22%)

OMX Stockholm 30 – 2,761.85 (-0.74%)

Harap dicatat bahwa informasi yang disajikan di atas adalah rangkuman awal pergerakan pasar dan dapat berubah seiring dengan berjalannya sesi perdagangan. Untuk informasi terkini dan lebih rinci tentang pergerakan bursa saham di wilayah Eropa, disarankan untuk mengikuti sumber berita keuangan yang terpercaya dan platform perdagangan yang menyediakan data real-time. Selain itu, sebelum mengambil keputusan investasi, disarankan untuk melakukan analisis mendalam, mempertimbangkan faktor risiko, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan yang profesional dan berpengalaman.

Bursa saham Asia dibuka Di Zona Hijau

0
Shibuya scramble crossing in Tokyo at sunset, Shibuya Crossing is one of the busiest crosswalks in the world.

Pada hari ini, bursa saham utama di wilayah Asia dibuka dengan pergerakan yang Di Zona Hijau. Para pelaku pasar dan investor sedang mencermati perkembangan awal di bursa saham untuk mendapatkan wawasan tentang sentimen pasar dan arah pergerakan harga saham.

Sementara itu, di Wall Street, pasar saham Amerika Serikat juga mengalami pergerakan yang beragam. Indeks Dow Jones Industrial turun sebesar 309.74 dan ditutup pada level 47222.38. Indeks S&P 500 turun sebesar 3.38 dan ditutup pada level 6672.14, sementara indeks Nasdaq 100 naik sebesar 30.23 dan ditutup pada level 22544.73.

Selain itu, pergerakan harga komoditas juga menjadi sorotan dalam pasar keuangan. Harga emas dalam bentuk spot, yang sering dijadikan aset lindung nilai dalam situasi ketidakpastian, mengalami pergerakan. Harga emas spot turun sebesar 28.70 USD dan ditutup pada level 4,058.57 USD per Troy Oz. Sementara itu, harga minyak mentah WTI, yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian global, juga mencatat pergerakan. WTI Crude Oil turun sebesar 0.47 dan ditutup pada level 59.41 USD per barrel.

Berikut adalah rangkuman dari beberapa bursa saham utama di wilayah Asia, yang menjadi fokus perhatian para investor:

Hong Kong Hangseng – 26,441.70 (-0.79%)

Australia All Ords – 8,907.00 (0.10%)

Japan Nikkei 225 – 50,282.39 (-0.10%)

New Zealand 50 – 13,464.46 (0.26%)

India SENSEX – 84,700.50 (0.34%)

S&P 500 Asia – 7,875.21 (-2.34%)

Indonesia LQ45 – 846.70 (0.92%)

Indonesia Comp – 8,397.84 (0.75%)

Japan TOPIX – 3,350.03 (-0.37%)

Nifty 50 – 25,948.20 (0.29%)

ShenZhen Composite – 2,510.65 (0.01%)

Harap dicatat bahwa informasi yang disampaikan di atas adalah ringkasan awal pergerakan pasar dan dapat berubah seiring dengan berjalannya sesi perdagangan. Untuk memperoleh informasi terkini dan rinci tentang pergerakan bursa saham di wilayah Asia, disarankan untuk mengikuti sumber berita keuangan yang terpercaya dan menggunakan platform perdagangan yang menyediakan data real-time. Sebelum mengambil keputusan investasi, penting untuk melakukan analisis mendalam, mempertimbangkan risiko secara hati-hati, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan

Kehilangan Momentum, Emas Menjauh dari Level Tertinggi Tiga Minggu

0

Harga emas berbalik melemah dan berpotensi melanjutkan penurunan untuk hari kedua, menjauh dari level tertinggi tiga minggu menjelang pembukaan pasar Amerika. Momentum penguatan yang sempat terbentuk kini memudar di tengah sentimen pasar yang bercampur.

Pada perdagangan Jumat, emas terus bergerak turun dan terlihat kesulitan mempertahankan kenaikan di awal sesi. XAUUSD diperdagangkan di sekitar 4.010, mendekati area 4.000, setelah sehari sebelumnya sempat melesat ke 4.245, level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu.

Meredanya kekhawatiran pasca berakhirnya penutupan pemerintahan AS turut mengurangi minat investor terhadap emas sebagai aset aman. Di saat bersamaan, komentar berhati-hati dari para pejabat The Fed membuat pelaku pasar kembali menurunkan ekspektasi pemotongan suku bunga Desember. Prospek pelonggaran yang makin kabur ini membantu dolar AS bangkit setelah melemah, sehingga memberi tekanan tambahan pada logam mulia yang tidak menawarkan imbal hasil.

Indeks dolar AS tercatat rebound dari level terendah dua minggu, bergerak di sekitar 99,37 atau naik hampir 0,20% pada hari itu. Sementara itu, kekhawatiran baru terkait valuasi mahal saham-saham AI menekan sentimen risiko di pasar global.

Stabilnya indeks dolar AS setelah sejumlah pejabat Federal Reserve (Fed) menyampaikan sikap hati-hati terkait peluang pelonggaran kebijakan turut menjadi faktor yang menekan harga emas. Kondisi ini berpotensi membatasi penurunan emas, yang masih berupaya mempertahankan posisi positif menuju akhir pekan.

Dari sisi teknikal, XAUUSD terancam melanjutkan pelemahan menuju area 4.050, bahkan berpotensi menguji level psikologis 4.000 jika tekanan jual berlanjut. Ini terlihat pada indikator RSI timeframe H1 yang bergerak menuju level 30. Penembusan harga di bawah level tersebut, mengkonfirmasi penurunan emas lebih lanjut. Namun, jika RSI berbalik naik menembus ke atas level 50, emas berpotensi pulih dari koreksi di pekan ini.

Seberapa Kuat Emas Pulih Dan Lanjutkan Tren Bearish Mingguan?

0
Emas Gold

Harga emas kembali menguat di awal sesi Asia, Jumat, setelah sempat terseret turun dari level tertinggi tiga minggu pada perdagangan Kamis. Pelaku pasar terlihat meningkatkan sikap risk-off, sementara dolar AS yang melemah memberi ruang bagi XAUUSD untuk bangkit.

Di awal sesi akhir pekan ini, XAUUSD bergerak di rentang 4.205 – 4.198, naik dibanding pembukaan di sekitar 4.171. Sehari sebelumnya, emas sempat menyentuh 4.245 per troy ounce, level tertinggi sejak tiga minggu terakhir, sebelum terkoreksi dan bergerak liar di area 4.200, lalu meluncur hingga 4.145.

Turunnya emas pada Kamis terjadi bersamaan dengan lanjutan pelemahan indeks dolar AS. Padahal, kabar bahwa pemerintah AS kembali beroperasi setelah disahkannya aturan pendanaan hingga 30 Januari seharusnya memberi sentimen positif bagi dolar. Namun pasar justru fokus pada tekanan di Wall Street, yang memunculkan kekhawatiran baru. Indeks dolar pun berakhir melemah di 99.03 dari 99.44.

Di sisi ekuitas, bursa AS kompak tertekan. Dow Jones mundur sekitar 400 poin dari rekor barunya, sementara Nasdaq Composite memimpin pelemahan dengan penurunan 1,76%, dipicu aksi jual di sektor teknologi yang dinilai mulai terlalu mahal. Tekanan di pasar saham ini kembali mengalirkan dana ke aset aman, mendukung pergerakan emas di pengujung pekan.

Fokus pelaku pasar kini beralih ke rilis data ekonomi AS yang tertunda selama 43 hari akibat penutupan pemerintahan. Data-data ini akan sangat menentukan arah kebijakan The Fed pada Desember. Peluang pemotongan suku bunga kembali menyempit setelah Ketua Jerome Powell menegaskan bahwa keputusan tersebut “tidak boleh dianggap remeh.”

Sejumlah komentar hawkish dari pejabat The Fed memperkuat pandangan itu. Pernyataan dari Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem, Presiden Fed Cleveland Beth Hammack, dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari memberi sinyal bahwa ruang pelonggaran kebijakan masih sangat terbatas, mengingat inflasi tetap tinggi di sekitar 3%. Sikap mereka langsung mendorong lonjakan imbal hasil Treasury, yang sempat menekan harga emas.

Di sisi lain, investor juga memanfaatkan momentum untuk mengambil keuntungan setelah emas menguat empat hari beruntun. Meski begitu, permintaan aset aman dan pelemahan dolar yang berkelanjutan tetap menjadi bantalan utama bagi emas memasuki akhir pekan.

Ketidakpastian atas laporan tenaga kerja September, disertai kemungkinan ketiadaan rilis data tenaga kerja dan inflasi untuk Oktober, membuat pasar semakin waspada. Minimnya kepastian ini menegaskan bahwa arah kebijakan The Fed masih terbuka lebar—dan selama ketidakjelasan itu berlanjut, emas berpeluang tetap menjadi instrumen lindung nilai utama.

Sterling Pulih Dari Tekanan Data Ekonomi Inggris Yang Lemah

0

Pound Sterling kembali menguat terhadap dolar AS, setelah sempat tertekan menyusul data terbaru yang menunjukkan ekonomi Inggris tumbuh namun masih di bawah perkiraan di kuartal ketiga tahun ini.

Laporan Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris hanya naik 0,1% antara Juli dan September, lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 0,2% dan juga melambat dari pertumbuhan 0,3% pada kuartal sebelumnya. Secara tahunan, ekonomi Inggris tumbuh 1,3%, juga di bawah perkiraan 1,4%.

Bahkan, pada bulan September, ekonomi Inggris justru menyusut 0,1% padahal para analis memperkirakan tidak akan ada perubahan. Aktivitas di sektor manufaktur dan industri juga menurun tajam, masing-masing turun 1,7% dan 2% secara bulanan setelah sempat mencatat kenaikan pada Agustus.

Melemahnya data ekonomi ini memperkuat dugaan bahwa Bank of England (BoE) akan menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan Desember mendatang. Spekulasi itu semakin kuat didukung oleh laporan bahwa kondisi pasar tenaga kerja Inggris juga menunjukkan pelemahan.

Di sisi politik, situasi turut memanas. Beberapa media lokal melaporkan bahwa sekutu Perdana Menteri Keir Starmer tengah berupaya menggulingkannya sebelum pengumuman Anggaran Musim Gugur di akhir bulan ini. Jika benar terjadi, pergolakan politik ini dapat meningkatkan ketidakpastian dan menekan stabilitas ekonomi Inggris, terutama di tengah kekhawatiran akan meningkatnya beban utang negara.

Sterling saat ini diperdagangkan level sekitar level 1.3160 terhadap Dolar AS, kembali masuk ke level perdagangan di dua hari pertama awal pekan ini. Sterling secara garis besar mengalami konsolidasi dalam tren bearish minggu ini. Grafik pada Timefram H4, GBPUSD diperdagangkan sedikit di atas MA 50, namun di bawah MA 100 hari. RSI seakan mengkonfirmasi tren bearish pasangan Cable ini. Dimana harga bergerak hanya sedikit di atas level 50.

Penurunan kembali harga di bawah level pembukaan hari ini, dengan harga kembali menembus MA50, GBPUSD berpotensi kembali turun ke sekitar level 1.3120.

DPR Dan Pemerintah AS Damai, Pasar Masih Berhati-Hati

0

Dewan Perwakilan Amerika Serikat akhirnya menyepakati paket pendanaan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah negara itu. Dalam pemungutan suara pada Rabu waktu setempat, 222 anggota mendukung berbanding 209 suara yang menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut, setelah sebelumnya disetujui oleh Senat pada Senin. Langkah ini membuka jalan bagi Presiden Donald Trump untuk menandatangani rancangan itu menjadi undang-undang.

Prospek berakhirnya penutupan pemerintahan yang berkepanjangan ini langsung mendorong peningkatan minat investor terhadap aset berisiko. Para pelaku pasar menilai, berakhirnya shutdown akan memberikan kejelasan terhadap kondisi ekonomi dan membantu memulihkan kepercayaan pasar keuangan dalam beberapa pekan mendatang.

Sejumlah analis memperkirakan data inflasi (CPI) dan pasar tenaga kerja AS yang sempat tertunda, akan dirilis pekan depan. Data tersebut dinilai penting untuk melihat seberapa kuat ekonomi AS secara aktual. Investor sendiri sudah bersiap dengan harapan hasilnya positif, namun data ini tetap menjadi penentu penting bagi arah pasar keuangan.

Sementara itu, Gedung Putih menyatakan laporan resmi mengenai lapangan kerja dan inflasi bulan Oktober kemungkinan besar tidak akan diterbitkan akibat dampak dari penutupan pemerintahan. Pernyataan itu disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Rabu malam.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump menyatakan dukungannya terhadap kesepakatan bipartisan untuk mengakhiri kebuntuan kemarin. Ia juga menyebutkan bahwa inflasi AS diperkirakan akan mencapai 1,5% dalam waktu dekat, level yang belum tercapai sejak Februari 2021, dan masih di bawah rata-rata inflasi jangka panjang dalam satu dekade terakhir.

Atas perdamaian antara DPR dan Pemerintah AS, indeks dolar AS sempat menguat di awal sesi perdagangan Asia di sekitar level 99,60. Penguatan mata uang AS yang dipicu oleh optimisme bahwa kebuntuan pemerintahan akan segera berakhir, saat ini kembali melemah dan berada di bawah level 99.50.

Harga emas juga menanjak hingga mencapai sekitar 4.211 pada sesi Asia Kamis pagi. Kenaikan yang membawa logam mulia tersebut ke posisi tertinggi sejak 21 Oktober. Kembali melemahnya dolar AS, berpotensi mendorong logam mulia ini, yang saat ini bergerak dalam kisaran 4,211-4180, lanjutkan kenaikan mingguan.

Sementara itu, nilai tukar Yen Jepang masih tertekan di tengah ketidakpastian kebijakan Bank of Japan. Sikap pro-stimulus Menteri Ekonomi Jepang, Sanae Takaichi, menambah keraguan pasar terhadap arah kebijakan bank sentral tersebut. Berakhirnya penutupan pemerintahan AS yang dinilai sebagai sentimen positif global turut menekan posisi Yen sebagai aset safe haven.

Sejumlah pejabat The Fed dijadwalkan memberikan pernyataan pada hari ini, termasuk Neel Kashkari dan Alberto. Para pelaku pasar juga akan mencermati pidato dari Christopher Waller, Raphael Bostic, serta Stephen Miran untuk mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga berikutnya.

DPR dan Senat AS Sepakat Akhiri Goverment Shutdown

0
Goverment shutdown

Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives) pada Rabu malam meloloskan RUU pendanaan jangka pendek (short-term funding bill) yang akan mengakhiri penutupan pemerintahan AS (government shutdown) terpanjang dalam sejarah.
RUU tersebut kini menuju meja Presiden Donald Trump, yang dijadwalkan akan menandatanganinya menjadi undang-undang di Oval Office pukul 9:45 malam waktu setempat, hanya beberapa jam sebelum shutdown memasuki hari ke-43.

Hasil voting menunjukkan 222 suara setuju dan 209 menolak.
Dua anggota Partai Republik menolak: Thomas Massie (Kentucky) dan Greg Steube (Florida).
Sementara enam anggota Demokrat juga menolak RUU tersebut.

Shutdown dimulai pada 1 Oktober, karena Senat yang dikuasai Demokrat menolak rancangan anggaran yang tidak memperpanjang subsidi pajak (enhanced tax credits) untuk 20 juta warga Amerika yang membeli asuransi kesehatan melalui program Affordable Care Act (ACA / Obamacare). Akibatnya, banyak operasi pemerintahan berhenti, termasuk layanan transportasi udara dan program sosial, karena pegawai federal tidak bekerja.

Pada Rabu malam, Departemen Transportasi AS (DOT) juga membekukan rencana pengurangan jadwal penerbangan akibat kekurangan pengendali lalu lintas udara selama shutdown. Sejak Selasa, 6% penerbangan di AS dibatalkan, dan angka itu diperkirakan meningkat hingga 10% pada Jumat jika shutdown terus berlanjut.

Kesepakatan Politik

Dua hari sebelumnya, Senat AS telah meloloskan RUU serupa setelah Partai Republik di Senat mencapai kesepakatan dengan 8 senator Demokrat untuk mengakhiri kebuntuan.
Kesepakatan itu mencakup:

  1. Pemerintah akan kembali beroperasi normal.
  2. Semua pegawai federal yang dirumahkan akan menerima gaji penuh kembali (back pay).
  3. Program bantuan makanan SNAP (food stamps) untuk 42 juta warga akan didanai kembali.
  4. Demokrat diizinkan mengajukan RUU baru pada Desember untuk memperpanjang subsidi ACA.


Dampak untuk pasar
Dengan kemungkinan dibukanya kembali aktivitas pemerintahan federal AS, diharapkan akan memberi sentimen positif untuk pasar saham AS, dolar (USD) dan bisa menjadi sentimen negatif untuk harga emas yang dikenal sebagai aset aman resiko.
Harga emas saat ini sedang melaju rebound dari tekanan koreksi minggu lalu yang sempat jatuh ke $3880an dan saat ini harga menguji area $4200an

XAUUSD Masih Belum Cukup Kuat Untuk Pulih Dari Penurunan Harian

0

Secara garis besar, emas maish dalam pola yang berfluktuasi di bawah level 4.150 di tengah keraguan pasar yang masih menunggu berakhirnya penutupan pemerintah AS. Selain itu, kenaikan ringan dolar AS pada hari ini tampaknya cukup berhasil membatasi upaya emas untuk pulih.

Emas (XAUUSD) relatif stabil, imbas kehati-hatian para pelaku pasar untuk mengambil risiko menjelang pembukaan kembali pemerintah AS. Pemulihan logam mulia ini terhenti di bawah area resistensi 4.250, namun upaya penurunan tetap terkendali di atas 4.100 setidaknya untuk saat ini.

Indeks Dolar AS, yang mengukur nilai dolar AS terhadap sekeranjang mata uang, telah mengabaikan dampak negatif data tenaga kerja Selasa dan mulai pulih dari level terendah dua minggu. Hal ini mencegah emas batangan untuk naik lebih tinggi, sehingga pasangan ini terjebak di zona netral di atas 4.100. 

Secara Teknikal, emas masih cukup lemah, hal ini terlihat pada indikator Relative Strength Index (RSI) pada timeframe H1 hanya sedikit di atas level 50. Namun, Moving Average pada timeframe H1 dan H4 emas masih menunjukkan kelanjutan tren Bullish. Konfirmasi pemulihan emas ada pada apakah harga dapat menembus level 4.220 sebelum menuju level 4.150.

EURUSD Lanjutkan Penurunan, Di Tengah Fokus Pasar Pada Pengesahan RUU AS

0

EURUSD kembali lanjutkan penurunan pada sesi Rabu, diperdagangkan di level terendah sesi sekitar 1.15650, setelah sempat mengalami konsolidsi dari penurunan di atas area 1.1600 yang disentuh pada hari Selasa. Para pelaku pasasr tampak berhati-hati untuk mengambil risiko di sepanjang sesi Eropa, yang sedang menanti persetujuan RUU oleh Kongres AS yang akan memulihkan pendanaan pemerintah AS, serta rilis serangkaian data resmi AS, untuk penilaian yang lebih baik terhadap momentum ekonomi negara tersebut.

Indeks Harga Konsumen Terpadu (HICP) Jerman, yang dirilis lebih awal pada Rabu, sejalan dengan perkiraan awal, menunjukkan inflasi konsumen tetap stabil pada Oktober di level yang sejalan dengan target stabilitas harga Bank Sentral Eropa (ECB). Indeks Harga Grosir MoM naik bulan lalu, menurut data Destatis. Secara keseluruhan, hal ini mendukung sikap kebijakan moneter bank sentral.

Pada Selasa kemarin, data yang dirilis oleh Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan lapangan kerja swasta AS kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu selama empat minggu hingga 25 Oktober. Tak heran laporan ini pun kembali memicu kekhawatiran kondisi pasar tenaga kerja dan berimbas pada tertekannya nilai tukar dolar AS. Alhasil, pasangan EURUSD naik mencatat kenaikan di atas area 1.1600 untuk pertama kalinya pada November. Tidak ada kalender ekonomi berdampak tinggi yang akan dirilis pada Rabu.

Sementara itu, kontrak berjangka indeks saham AS terakhir terlihat naik antara 0,2% dan 0,6% pada hari itu. Jika aliran risiko mendominasi pasar pada paruh kedua hari ini, atau hingga memasuki perdagangan sesi Amerika, EURUSD berpotensi terus menguat. Para pelaku pasar juga menantikan komentar pejabat The Fed terkait kebijakan suku bunga. Berdasarkan alat CME FedWatch, pasar saat ini memperkirakan probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember sebesar sekitar 63%.

Jika pembuat kebijakan mengakui kondisi pasar tenaga kerja yang memburuk, dolar AS mungkin akan masih terpuruk. Sebaliknya, penguatan Greenback terhadap mata uang lainnya akan terjadi hanya jika pejabat The Fed menunjukkan nada kehati-hatian terkait pelonggaran kebijakan lebih lanjut, dengan mengutip ketidakpastian seputar prospek inflasi.

Risk Appetite Vs Sikap Dovish The Fed, Kemana Emas Akan Berlabuh

0

Harga emas (XAUUSD) konsolidasi di dekat level tertinggi tiga minggu di sesi Asia pada Rabu. Para pelaku pasar tampak masih wait n see kapan logam mulia itu menembus area 4,150 – 4,155 sebelum melanjutkan penguatan lebih lanjut. Para investor meyakini, data makroekonomi AS yang tertunda imbas ‘shutdown’ pemerintahan yang berkepanjangan diperkirakan akan menunjukkan kondisi ekonomi yang melemah. Jika skenario ini benar, maka akan memperkuat proyeksi pasar yang berharap Federal Reserve (The Fed) untuk kembali memangkas suku bunga pada pertemuan di Desember.

Pandangan dovish tersebut membuat dolar AS semakin tertahan di dekat level terendah dua minggu yang disentuh pada Selasa, yang menjadi akan faktor utama kenaikan harga emas. Namun, pasar akan dihadapkan pada fakta perkembangan positif menuju pembukaan kembali pemerintahan AS yang justru akan memicu risk-appetite di pasar global dan akan mengganggu minat terhadap aset safe-haven seperti emas. Tapi pertanyaannya, seberapa kuat kondisi itu menahan kenaikan emas?

Investor juga terlihat berhati-hati menunggu pidato dari sejumlah pejabat penting Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada Rabu ini, sebagai petunjuk lebih lanjut arah kebijakan suku bunga The Fed ke depannya. Hal ini akan menjadi faktor penting dalam menentukan permintaan terhadap dolar AS serta memberikan arah signifikan bagi pasangan XAUUSD.

Faktor Penggerak Pasar

Pembukaan kembali pemerintahan AS mengalihkan fokus pasar ke arah prospek fiskal yang memburuk dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi. Para ekonom memperkirakan bahwa penutupan pemerintahan yang berlangsung lama kemungkinan memangkas sekitar 1,5% – 2,0% dari pertumbuhan PDB perkuartal.

Kembalinya publikasi data ekonomi secara normal diperkirakan akan memperkuat pandangan tersebut, terutama setelah data ketenagakerjaan dan sentimen konsumen AS pekan lalu menunjukkan lebih lemah dari perkiraan. Selain itu, pelaku pasar masih memperkirakan kemungkinan besar The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan depan.

Kedua fakta di atas, jelas memperkuat impian para pelaku pasar untuk kebijakan dovish The Fed yang akan menyeret dolar AS ke level terendah dua minggu yang dicapai di sesi Selasa dan menopang emas mempertahankan momentum kenaikan setelah menembus level psikologis 4.100 di pekan ini.

Namun, sentimen pasar yang positif tetap menjadi hambatan bagi aset safe-haven seperti emas untuk melanjutkan reli secara signifikan, jika pembukaan kembali pemerintahan AS yang di-shutdown cukup kuat memengaruhi sentimen pasar terhadap aset berisiko dan menggerus kenaikan emas dan setiap koreksi harga kemungkinan akan dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali membeli.

Tinjauan Teknis

Dari sisi teknikal, pasangan XAUUSD tampak kesulitan melanjutkan kenaikan menuju level tertinggi dalam tiga pekan, koreksi dari level atas harian dan berada di bawah level pembukaan sesi Rabu di Asia. Hal ini terlihat pada indikator RSI (14) yag saat ini sedikit di bawah level 50 pada timeframe H1. Tapi, untuk timeframe H4, indikator RSI masih berada sedikit di bawah level 70, yang menunjukkan koreksi atas kenaikan di pekan ini.

Tren bullish XAUUSD juga ditopang dengan indikator Moving Average yang menunjukkan emas masih dalam tren Bullish. Terlihat pada Timeframe H1 harga masih berada di atas MA50. Begitu juga pada Timeframe H4, harga masih cukup jauh di atas MA50 yang berhasil menembus ke atas MA100, yang menunjukkan kelanjutan tren Bullish XAUUSD.

Kenaikan kembali emas atas koreksi saat ini dan berlanjutan menuju area 4,150 – 4,155, akan mengonfirmasi prospek kelanjutan kenaikan emas dan membuka peluang penguatan menuju level 4,175 sebelum menuju level 4.200.

Sebaliknya, jika penurunan terus berlanjut ke bawah level 4,100, XAUUSD berpotensi lanjutkan koreksi menuju area 4,075 sebelum lanjutkan penurunan ke area 4,150. Penurunan lanjutan di bawah level tersebut dapat mengubah bias jangka pendek XAUUSD menjadi bearish.