Dolar AS Babak Belur Di Tengah Derasnya Pertumbuhan Global

0
62

Dolar tertambat di level posisi terendah sembilan pekan terakhir pada hari Kamis atas prospek ekstra dovish Federal Reserve AS. Dolar semain ambruk atas rencana belanja dari Gedung Putih memberi lampu hijau pada peningkatan perdagangan global.

Dorongan Presiden Joe Biden untuk mendapatkan anggaran belanja lainnya sebesar $1,8 triliun juga berisiko memperbesar defisit anggaran dan perdagangan AS, sebuah kelemahan abadi bagi dolar.

Euro memanfaatkan sebagian besar kesempatan untuk mencapai level tertinggi sejak akhir Februari di level $1.2149, sebelum stabil di area $1.2134. Penembusan garis tren resistance di $1,2114 membuka jalan kenaikan menuju target di $1,2196 dan $1,2242.

Pernyataan Ketua Fed Jerome Powell sama sekali tidak berpihak pada dolar dengan menganulir spekulasi mengenai penurunan awal pembelian aset, seraya mengatakan kondisi lapangan kerja masih jauh dari target the fed.

Bahkan performa ekonomi AS yang lebih baik telah mempengaruhi dolar karena tersedot impor dan mendorong defisit perdagangan ke rekor tertinggi di bulan Maret.

Lonjakan itu menyiratkan defisit neraca berjalan AS sekitar 4% dari PDB di Q1, beban signifikan pada USD dalam jangka menengah. Itu juga bisa meredam reaksi apa pun terhadap laporan optimisme laporan PDB AS kuartal pertama yang akan dirilis Kamis hari ini, di mana pasar memperkirakan pertumbuhan tahunan ekonomi AS sebesar 6,1%.

Dovish The Fed sangat kontras dengan Bank of Canada yang justru lebih dahulu memulai mengurangi pembelian asetnya, yang membuat dolar terpuruk ke level terendah tiga tahun terhadap loonie di level C$1,2287.

Dolar juga mengalami penurunan hebat lainnya terjadi terhadap Krona Norwegia, di mana dolar mencapai level terendah sejak Oktober 2018 di 8.1460 Krona. Penguatan Krona ini tak lepas dari kenaikan harga minyak karena pemulihan ekonomi global meningkatkan permintaan akan komoditas, sebuah tren yang juga menguntungkan dolar Australia dan Selandia Baru.

Dolar juga kehilangan sebagian besar kenaikan minggu ini terhadap yen, jatuh kembali ke area 108,55 dari puncaknya yang dicapai pada sesi Rabu di level 109,07.

Terhadap mata uang mayoritas, indeks dolar mendekati level terendah sembilan minggu di 90,543, dan jauh dari puncak kenaikan 93,439 yang dicapai pada akhir Maret.