Dolar AS Masih Menekan Pasca Fed Meeting

0
97
Berita Forex Dolar AS

JAVAFX – Dolar AS masih menekan pasca Fed meeting pada perdagangan hari ini di mana potensi penguatan dari mata uang AS ini sepertinya memang mulai muncul kembali dengan pengaruh pasca rapat bank sentral AS dini hari tadi.

Secara umum di perdagangan sebelumnya, kondisi dolar AS memberikan tekanan kepada mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1660, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3125, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7403 dan USDJPY ditutup melemah di level 111,70.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1650, GBPUSD bergerak di level 1,3103, AUDUSD di level 0,7383 dan yen di level 111.57.

Sebelumnya, nilai dolar AS sedikit membaik pada perdagangan semalam setelah investor sedang memanfaatkan momentum membaiknya data tenaga kerja ADP AS sejak Februari lalu, membuat isyarat penting ke investor bahwa data nonfarm payroll yang akan rilis di akhir pekan ini sepertinya akan membaik.

Sebetulnya ekonomi AS butuh kenaikan suku bunga yang agresif demi menghindari resesi, dan semua ini terus didukung oleh data tenaga kerja yang masih ketat dan inflasi yang mulai meningkat di AS. Apalagi pekan lalu keputusan bank sentral Uni Eropa yang menunda perubahan suku bunga negatifnya, seakan membuka jalan bagi euro untuk tertekan dalam jangka panjang, apalagi masalah perang dagang masih terus membayangi pergerakan mata uang utama dunia.

The Fed memang dalam rapat yang terakhir tidak merubah suku bunganya, namun bank sentral AS ini merubah cara pandang ekonominya serta meningkatkan outlook yang lebih bagus sehingga ada isyarat kuat bahwa rapat di September dan Desember nanti baru akan ada kenaikan suku bunga baru.

Sebelumnya indeks dolar menjaga ritme positifnya selama ini di mana proses perang dagang memberikan arti bahwa harga barang yang terkena tarif baru dari Presiden Trump khususnya harga barang di AS, akan mengalami kenaikannya. Trump menaikkan tarif impor produk China dari 10% menjadi 25% dengan nilai mencapai $200 milyar per tahun.

Sisi kenaikan inflasi di AS tentu akan mendatangkan dukungan yang kuat terhadap rencana kenaikan suku bunga ths Fed yang bisa naik secara agresif. Sinyal inflasi yang akan meninggi ini, telah dibaca investor dengan melakukan koleksi surat hutang berlatar belakang AS meski Trump tidak senang.

Siang ini pergerakan mata uang juga masih tenang-tenang saja dengan perjalanan indeks dolar yang kembali menatap penguatannya. Sebelumnya greenback sempat melamh setelah 2 kali verbal intervensi Presiden Trump membuat mata uangnya melemah. Trump tidak suka kenaikan suku bunga the Fed. Pasar sedang menanti bank sentral Inggris yang rencananya akan menaikkan suku bunganya nanti malam.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi