Dolar AS Masih Terpengaruh Data Manufaktur Yang Melambat

0
58

Dolar AS menguat pada perdagangan sesi Asia setelah secara mengejutkan pertumbuhan manufaktur AS melambat. Kondisi ini membuat pasar memangkas optimisme terhadap pada ekonomi AS yang sedang booming, memberikan dorongan pada mata uang AS. Indeks dolar yang melacak greenback terhadap mata uang mayoritas naik 0,22% menjadi 91,125.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Institute of Supply Management (ISM) AS, yang dirilis pada hari Senin, lebih rendah dari perkiraan 60,7 untuk bulan April. Kurangnya pasokan bahan dasar dan hambatan transportasi berkontribusi pada penurunan tersebut. ini juga menyebabkan penurunan dolar dari level tertinggi tiga minggu terhadap yen dan level tertinggi dua minggu terhadap euro.

Pasangan USD/JPY naik 0,21% ke level 109,28. AUD/USD turun 0,21% menjadi 0,7744 dan pasangan NZD/USD turun 0,33% menjadi 0,7174. Pasangan USD/CNY stabil di 6,4735 sedangkan pasangan GBP/USD turun 0,27% menjadi 1,3872. Pasar Jepang dan Cina masih tutup untuk liburan.

Euro naik 0,3%, setelah investor mencerna data ekonomi dari wilayah tersebut. Sementara data PMI manufaktur Jerman di angka 66,2 untuk bulan April, sedangkan PMI manufaktur Zona Euro di angka 62,9.

Pasar saat initengah menantikan data lainnya yang akan dirilis pada akhir pekan ini termasuk neraca perdagangan AS dan laporan ketenagakerjaan AS April yang mencakup non-farm payrolls.

Beberapa investor bahkan mmeperingatkan bahwa angka yang kuat dapat meningkatkan dolar dengan membawa ekspektasi ke depan terhadap suku bunga yang lebih tinggi. Sementara yang lain berpendapat bahwa ekonomi AS yang kuat akan membebani greenback karena impor naik dan defisit perdagangan tumbuh.

Imbal hasil obligasi 10 tahun As yang menjadi patokan turun 2,5 basis poin semalam pasca data mengecewakan, dan Presiden Fed New York John Williams menegaskan bahwa pemulihan ekonomi sejauh ini “tidak cukup” untuk mengetatkan kebijakan moneter.

Pasar juga menunggu keputusan kebijakan dari Norges Bank dan Bank of England pada hari Kamis, sementara Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunganya stabil di 0,10% ketika menjatuhkan keputusannya pada hari sebelumnya.

Pelaku pasar juga mencari petunjuk apakah RBA akan meningkatkan perkiraan ekonomi yang akan dirilis pada hari Jumat. Sementara itu, Bank of England dapat mengumumkan perlambatan pembelian obligasi saat menjatuhkan keputusan kebijakannya pada hari Kamis.