Dolar AS Melemah Jelang Data Inflasi dan Penjualan Ritel Amerika

0
78
Berita Forex Dolar AS

JAVAFX – Berita forex di hari Jumat(14/7/2017), dolar AS terpantau melemah ketika atensi pasar tengah berfokus kepada hasil pertumbuhan inflasi dan penjualan ritel di wilayah Amerika Serikat. Pada indeks dolar AS, yang merupakan acuan utama pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama telah bergerak turun 0.10% dengan diperdagangkan pada level 95.46.

Berlangsungnya perdagangan di sesi Eropa, EURUSD terpantau naik 0.12% di level 1.1412, GBPUSD terpantau naik 0.22% di level 1.2969, USDJPY melemah 0.04% di level 113.23, USDCAD naik 0.06% di level 1.2729, dan AUDUSD menguat 0.38% di level 0.7759.

Pelemahan yang tengah dialami oleh dolar AS sore ini, ketika atensi pasar tengah berfokus kepada laporan fundamental ekonomi Amerika Serikat nanti malam. Laporan tersebut meliputi data pertumbuhan inflasi konsumen dan penjualan ritel di wilayah Amerika Serikat.

Data pertumbuhan inflasi nanti malam tengah menjadi sorotan pasar. Sebab apabila dihubungkan dengan pernyataan Yellen pada pekan ini telah mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga yang dapat dilakukan the Fed sangat bergantung terhadap pertumbuhan inflasi. Dengan demikian, laporan utama terkait pertumbuhan inflasi konsumen nanti malam akan menjadi alat pengukur utama dalam memproyeksikan kapan kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh the Fed.

Selain itu, data penjualan ritel di wilayah Amerika Serikat juga berhasil membagi atensi pasar dalam menyambut akhir pekan ini. Pasalnya, data penjualan ritel ini telah menyumbang sebesar 2/3 terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Kedua data tersebut dijadwalkan akan dirilis pada pukul 19.30 waktu Jakarta. Survei ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan inflasi konsumen Amerika Serikat akan mengalami kenaikan sebesar 0.1% di bulan Juni. Sementara terhadap data penjualan ritel di Amerika Serikat, survei ekonom memperkirakan akan mengalami kenaikan 0.1% di bulan Juni.

Sejalan dengan laporan tersebut, pergerakan pasar forex maupun komoditas global berpotensi bergejolak kembali. Apabila data mengindikasikan pertumbuhan ekonomi di wilayah Amerika Serikat, maka pelemahan yang sedang dialami dolar AS berpotensi terbatasi.

 

Sumber berita : Forex Factory, Trading Economics

Sumber gambar : chinanews (.kg)