Emas Berakhir Naik Diatas Harga Krusial

0
46
Emas
Stacks of gold bars and golden coins ,selective focus

JAVAFX – Seperti yang diperkirakan sebelumnya, bahwa harga emas masih menyimpan potensi kenaikannya. Kini emas dalam perdagangan di bursa berjangka pada hari Jumat (01/05/2020) ditutup kembali di atas harga krusial $ 1.700 per ons. Dorongan kenaikan karena kekhawatiran baru atas pandemi coronavirus dan dampaknya pada ekonomi global mendorong permintaan logam, tetapi harga masih membukukan kerugian dalam perdagangan seminggu ini.

Memang sejumlah kabar yang menjanjikan dari kemajuan pada produksi vaksinasi untuk virus corona, di samping pembukaan kembali secara bertahap ekonomi telah mengurangi kilau emas sebagai asset safe haven dalam transaksi sebelumnya. Namun, laporan dari Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular telah memperingatkan bahwa pandemi coronavirus kemungkinan akan bertahan hingga dua tahun. Hal itu mendukung permintaan untuk emas kembali muncul.

Emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni naik $ 6,70, atau 0,4%, menjadi $ 1.700,90 per troy ons, setelah turun 1,1% sehari sebelumnya. Dalam kinerja bulanan, emas membukukan keuntungan sebesar 6,1% di bulan April, tetapi menderita kerugian sekitar 2% dalam minggu ini saja, demikian menurut data FactSet.

Aksi risk-off terjadi dalam perdagangan hari Jumat, dimana data ekonomi AS yang suram dan kerugian di pasar saham berkontribusi terhadap kenaikan harga emas. Institute for Supply Management (ISM) mengatakan indeks manufaktur turun menjadi 41,5% bulan lalu dari 49,1% pada bulan Maret. Ini adalah yang terendah sejak April 2009.

Sementara itu, pasar ekuitas AS, setelah mendapatkan keuntungan bulanan terbaik sejak 1987, diperdagangkan melemah tajam pada Jumat ketika emas berjangka berakhir, dengan investor mencari kejelasan tentang masa depan setelah pandemi COVID-19 yang telah menginfeksi lebih dari 3 juta orang. secara global dan merenggut lebih dari 200.000 jiwa secara global. Investor kecewa dengan pelemahan pendapatan dari Amazon.com Inc. dan Apple Inc.

Di atas semua itu, pasar mencerna ancaman Presiden AS Donald Trump yang akan memberlakukan tarif pembalasan terhadap China atas penanganannya terhadap wabah corona. Hal ini berpotensi meningkatkan ketegangan kembali hubungan AS-China. (WK)