Emas Dalam Ruang Koreksi Kembali

0
50

JAVAFX – Emas dalam ruang koreksi kembali alias melemah pada perdagangannya kali ini setelah semalam tetap gagal untuk ditutup di atas level psikologis $1300 pertroy ounce akibat bertahannya militer AS di Afghanistan.
Emas sekarang sepertinya menjauhi level psikologis $1300/troy ounce pada perdagangan sore ini dengan dorongan bahwa kondisi konflik Semenanjung Korea dan konflik di Gedung Putih yang mulai reda.
Akhir pekan kemarin, latihan militer AS-Korsel memang perlu dirisaukan, namun biasanya tindakan persuasif juga akan dilakukan oleh Korea Utara dimana ditakutkan bahwa uji coba peluncuran rudalnya kembali akan dilakukan oleh Pyongyang. Tujuan rudal sekarang ingin menjangkau pangkalan militer AS di Guam. Bila memang terjadi saling unjuk kekuatan tersebut, maka emas sewaktu-waktu aksi safe havennya muncul pagi sehingga terlihat hingga saat ini masih di area resistannya.
Faktor masih beradanya militer AS di Afghanistan yang dipertahankan Trump pagi tadi, memang menandakan bahwa AS merupakan polisi internasional dan telah bertahan selama 16 tahun, tetapi ini hanya sebuah bentuk taking profit emas setelah kemarin menguat. Bahkan Trump bisa menambah kekuatan militernya di kawasan Asia Selatan tersebut bila situasi keamanan makin tidak kondusif.
Faktor militer AS yang dipertahankan untuk tetap berada di Afghanistan tersebut membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $6,30 atau 0,49% di level $1285,20 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak September di Comex untuk sementara bergerak melemah $0,07 atau 0,44% di level $16,94 per troy ounce.
Memang volatilitas harga emas ini tidak akan besar levelnya karena fokus tetap di the Fed jelang simposium Jackson Hole di pekan ini.
Selain itu penguatan emas masih bisa terjadi karena investor melihat makin rendahnya kredibilitas Trump dalam menerapkan kebersamaan serta saling menghormati antar pebisnis AS, sehingga membuat investor pasar global semakin bingung dalam menatap masa depan agenda ekonomi AS dalam menghadapi keras kepalanya Trump sehingga dikuatirkan bahwa hal ini bisa membuat pembangunan ekonomi serta kemajuan negaranya akan tertunda.
Masih menjadi polemik utama dalam perdagangan selama ini dengan upaya perbaikan ekonomi yang akan dilakukan Trump sepertinya terus mendapatkan cobaannya sehingga membuat situasi dolar AS belum mampu menekan mata uang utama dunia lainnya.
Namun patut dicatat bahwa beberapa data ekonomi AS kembali menunjukkan tren positif dimana sentimen konsumen Michigan, klaim pengangguran mingguan dan penjualan eceran serta pasar perumahan AS dilaporkan diatas perkiraan pasar dan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Ini pertanda bahwa AS masih merupakan tempat investasi yang menguntungkan sehingga peluang kenaikan suku bunga the Fed tentu masih ada.
Seperti kita ketahui bahwa harga emas atau logam mulia ini sangat sensitif dengan mendengar suku bunga the Fed, dimana bila suku bunga naik maka emas langsung melemah, dan bila suku bunga AS turun atau ditunda kenaikannya maka harga emas langsung tersinyum simpul.
Dengan perubahan atau penundaan kenaikan suku bunga tersebut maka surat hutang pemerintah AS tidak menarik untuk dikoleksi karena memberikan imbal hasil yang kecil sehingga emas sepertinya lebih menarik sebagai alat penyeimbang inflasi.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, MarketWatch
Sumber gambar: texterra.ru