Harga Emas Berada Pada Tekanan Jual

0
106

JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(23/8/2017), harga emas berada pada tekanan jual kembali pada perdagangan kemarin setelah redanya ketegangan di Semenanjung Korea seakan mengurungkan niat terhadap situasi safe haven emas.

Pada perdagangan kemarin, emas bergerak melunak setelah konflik di Gedung Putih dan Semenanjung Korea agak reda, sehingga membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $6,30 atau 0,49% di level $1284,85 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup melemah $0,03 atau 0,18% di level $16,99 per troy ounce.

Akhir pekan lalu, harga emas sempat melewati level psikologis $1300 per troyounce nya setelah konflik di Gedung Putih dan serangan teror di Barcelona Spanyol muncul. Dan awal pekan, latihan militer tahunan yang diselenggarakan AS bersama dengan Korea Selatan membuat situasi di Semenanjung Korea memanas kembali. Lalu semalam hal safe haven telah berakhir seiring dengan meredanya konflik-konflik tersebut pasca Trump tetap akan mengirimkan bantuan militernya ke Afghanistan.

Selain itu sebetulnya konflik di Korea tersebut akan mereda, dimana pihak AS dengan Korea Utara akan segera berunding dengan difasilitasi oleh China dan akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini. Namun sayang agenda latihan tahunan tersebut merubah suasana kawasan tersebut, termasuk juga merubah suasana hati investor emas.

Pengiriman bantuan militer AS ke kawasan Asia Selatan tersebut membuat investor bersikap bahwa situasi kondusif kawasan tersebut, berdekatan dengan India dan China, membuat situasi safe haven memang tidak diperlukan karena gangguan keamanan pasti tidak akan terjadi sehingga kegiatan ekonomi akan berjalan sebagaimana mestinya.

Susah bangkitnya emas waktu itu karena investor sudah mulai melihat bahwa gelagat kebangkitan ekonomi AS sudah mulai muncul kembali di pekan lalu dan semalam. Setelah penjualan eceran AS membaik di pekan sebelumnya, giliran klaim oengangguran yang mewakili sisi kondisi tenaga kerja AS juga terlihat membaik, sehingga menandakan bahwa ketatnya pasar tenaga kerja AS masih ada.

Selain itu data sentimen konsumen Michigan serta pasar perumahan AS juga mulai membaik. Kedua data yang mewakili sisi daya beli dan investasi di AS yang membaik tersebut membawa nilai bahwa laju pertumbuhan ekonomi AS masih ada meskipun masa depan agenda reformasi ekonomi Trump belum kesemuanya dijalankan.

Semalam harga perumahan di AS atau data House Price Index mengalami kenaikan tahunan kembali, menandakan bahwa laju inflasi AS mendapat dukungan dari naiknya harga jual rumah di AS. Pun demikian dengan kegiatan pabrikan atau manufaktur di Richmond yang juga dinyatakan membaik sehingga laju pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut juga akan membaik. Dari dukungan data tersebut, kesempatan kenaikan suku bunga the Fed muncul kembali.

Seperti kita ketahui bahwa kenaikan suku bunga the Fed dilakukan setelah Yellen dan teman-temannya melihat sisi ketatnya pasar tenaga kerja tersebut. Seperti kita ketahui juga bahwa pergerakan suku bunga the Fed membawa dampak yang besar bagi pergerakan emas itu sendiri.

Sejauh ini pula yang membawa bursa saham Wall Street terus membaik seperti semalam dimana indeks DowJones ditutup menguat hampir 1%. Sedangkan indeks dolar mengalami penguatan tipis 0,03% di angka 93,49 karena terimbas situasi di Korea.

Hari ini ada agenda penting dari Jepang, Eropa dan AS, yaitu data tentang kegiatan industri manufaktur dan industri jasa di masing-masing wilayah

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: CNBC (.com)