Emas Siap Mendekati $2000

0
57
gold bars.

JAVAFX – Harga emas telah diuntungkan dari serentetan faktor pendukung selama beberapa bulan terakhir, dan beberapa sentiment Bullish sekarang melihat logam mulia dalam jalur pendakian ke rekor tertinggi $ 2.000 per ons. Memang akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk melakukan langkah itu, meski juga jadwal untuk reli itu tidak pasti.

Perlu digaris bawahi bahwa ada arus bawah yang kuat akan permintaan emas. Sama seperti faktor jangka pendek dimana sengketa perdagangan AS- China yang datang dan pergi menjadi pendorong kenaikan ini. Para investor jangka panjang yakin bahwa masalah utang moneter dan faktor geopolitik lainnya akan terus berdampak pada pergerakan harga emas selanjutnya.

Harga emas berjangka naik $ 3,40, atau 0,2%, menjadi $ 1.531,20 per ounce pada hari Kamis (15/08/2019) untuk penyelesaian kontrak paling aktif sejak April 2013. Rekor harga penyelesaian tertinggi untuk harga berjangka kira-kira $ 1,891.90 pada 22 Agustus 2011, meskipun harga menyentuh tertinggi intraday dekat $ 1.918 sekitar waktu itu.

Ada kekhawatiran tentang kemungkinan resesi, yang dipicu oleh inversi terbaru dari kurva yield untuk yield Treasury 2-tahun dan 10-tahun. Sejumlah data ekonomi global yang lemah, dan langkah AS. yang memangkas suku bunga, Fed Fund Rates untuk pertama kalinya sejak 2008, telah menjadikan daya tarik emas sebagai aset surgawi.

Namun demikian perlu diwaspadai potensi koreksi harga emas karena kekhawatiran pasar jangka pendek. Ini langkah yang sudah lama diantisipasi. Setelah periode 2003-2004, aset keras ini diminati karena” uang pintar “mengalihkan pandangan dari saham dan menjadi emas untuk melindungi diri mereka sendiri. Kemudian dalam 8-10 tahun terakhir bahwa pasar yang bullish di saham dan lingkungan suku bunga yang rendah, itu akan berbahaya bagi inflasi.

Mengingat latar belakang itu, bisa jadi emas baru mencapai harga $ 2.000 pada akhir tahun depan. Itu akan menjadi rekor untuk Comex futures. Lebih dekat lagi, emas bisa melonjak dari $ 1.480 ke $ 1.600 pada kuartal depan. Kenaikan harga, entah ke $ 1.800 atau bahkan $ 2.000 per ons adalah kepastian yang dekat, apabila diberikan waktu yang cukup.

Kenaikan itu bahkan bisa dipercepat dengan indikasi bahwa The Fed akan kembali ke rejim kebijakan moneter yang longgar. Kebijakan Quantitatve, atau QE lewat pembelian aset skala besar oleh bank sentral ditujukan untuk membantu merangsang ekonomi dan menambah likuiditas ke pasar modal. Akan tetapi langkah ini juga akan mendukung kenaikan harga emas disisi lain. Dimana langkah itu kemungkinan akan mendorong dolar terkoreksi dan dapat menyebabkan inflasi. Kebijakan tersebut menjadi langkah bank sentral yang tengah berjuang mendorong kenaikan inflasi yang sangat rendah saat ini. Dengan kebijakan QE tersebut, emas yang sering dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi akan semakin berkibar.

Disisi lain, devaluasi dolar dalam menanggapi devaluasi yuan China, menjadi faktor lain yang secara signifikan dapat meningkatkan harga logam. Kondisi “geopolitik yang meningkakan risiko terkait dengan peristiwa terkini seperti konflik di Iran, Hong Kong atau tindakan tak terduga lainnya, tetapi tidak mengejutkan, yang diambil oleh negara tertentu. Terlepas dari itu, kenaikan ke $ 1.800 atau $ 2.000 untuk emas kemungkinan akan tak terhindarkan, meskipun waktunya memang masih harus dilihat lebih rinci.

Dalam sepekan ini, Reuters pada minggu ini melaporkan bahwa Cina telah melakukan pembatasan impor emasnya sejak Mei. Langkah ini hanya berdampak kecil, terlebih pada  harga emas. Laporan itu mengatakan Cina mungkin berusaha untuk mengekang arus keluar atau A.S. dolar dan membantu memperkuat mata uang yuan karena ekonominya melambat.

China, adalah importir emas terbesar, terpangkas pengiriman logam mulia sebanyak 300 ons menjadi 500 ons dibandingkan tahun lalu, mengutip sumber langsung sebagaimana Reuters nyatakan. Tahun lalu, negara itu mengimpor sekitar 1.500 metrik ton emas, yang merupakan sekitar sepertiga dari total pasokan dunia, kata laporan itu.

Jika benar, ini akan menjadi perhatian signifikan bagi pasar emas. Terlebih bila ada larangan ketat yang berlangsung selama beberapa waktu, tentu saja akan berdampak besar pada arus global. Pun juga, kabar baiknya adalah bahwa permintaan investor telah melonjak untuk emas di seluruh dunia. Hal ini tampaknya lebih cenderung memperlambat kenaikan emas daripada menghentikannya. China dikabarkan siap memborong emas apabila harga terkoreksi diantara $ 1,463 – $ 1,485. (WK)