Greenback Bersinar Kembali Ketika Ketegangan AS dan China Kembali Memanas

0
65

JAVAFX – Pada perdagangan mata uang utama di hari Senin (4/5), Greenback merangkak lebih tinggi, ketika AS dan China dihantam oleh pandemi corona yang membuat optimisme pasar memudar karena suramnya propek ekonomi karena negara-negara di seluruh dunia mulai melakukan pembatasan untuk menahan penyebaran virus tersebut.

Bursa berjangka AS turun 1,7% serta melemahnya minyak mentah AS yang turun 7% menjadikan dolar AS sebagai safe-haven dan menguat ke posisi tertinggi dalam satu minggu terhadap dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko.

Langkah ini memperpanjang awal yang buruk pada bulan Mei, dimana data yang akan dimulai pada hari Jumat dengan data AS yang suram dan ancaman permusuhan perdagangan-perang baru antara dua ekonomi terbesar di dunia Amerika Serikat dan China.

Presiden AS Donald Trump dan Sekretaris Negara Mike Pompeo menambahkan kekhawatiran dengan upaya baru untuk menyalahkan pandemi di China, di mana wabah virus corona baru diyakini berasal dari situ.

Ada sejumlah besar bukti mengatakan bahwa virus itu muncul dari sebuah laboratorium di kota Wuhan di bagian negara China tengah.

Pompeo tidak memberikan bukti atau membantah kesimpulan intelijen AS bahwa virus itu bukan buatan manusia. Namun komentar tersebut berlipat ganda pada tekanan Washington terhadap China ketika kematian AS dan kerusakan ekonomi meningkat pesat.

Dengan pasar Cina daratan yang ditutup, menjadikan yuan memperpanjang kemerosotan pada hari Jumat kemarin untuk mencapai level terendah enam minggu pada posisi 7,1560 per dolar sebelum bangkit kembali ke flat.

Aussie turun di bawah angka 64 sen untuk pertama kalinya dalam seminggu, turun 0,4% menjadi $0,6390. Di tempat lain di pasar mata uang, safe-haven yen Jepang naik 0,2% menjadi 106,72 per dolar, euro sedikit melemah di level $1,0950 dan Pound serta dolar Selandia Baru tergelincir.

Benchmark Treasury AS 10-tahun hampir tidak beranjak dari level tinggi, dengan yield bertahan di 0,6181% karena permintaan untuk aset safe-haven menguat. Emas stabil di $1,696.41 per ounce.

Peningkatan ketegangan antara Washington dan Beijing terjadi ketika kedua negara menderita dampak ekonomi dari pandemi dan gangguan yang ditimbulkan oleh penguncian di beberapa wilayah bagian negara untuk memerangi penyebaran virus itu.

China telah melaporkan kontraksi PDB triwulanan pertamanya sejak pencatatan tersebut dimulai satu generasi yang lalu, dan membukukan penurunan pada pesanan ekspor April pekan lalu.

Manufaktur AS jatuh ke level terendah dalam 11-tahun pada bulan lalu, belanja konsumen telah runtuh dan sekitar 30,3 juta orang Amerika telah mengajukan klaim pengangguran dalam enam minggu terakhir.

Itu berarti tantangan bagi investor yang mencari penghasilan tambahan untuk saat ini, dimana miliarder Warren Buffett yang mengalami kemerosotan dalam bisnisnya.

Laporan pekerjaan April AS akan dirilis pada hari Jumat, tetapi beberapa analis mengatakan itu mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan berapa banyak orang yang dikeluarkan dari pekerjaan.