Harga Emas Lanjutkan Pelemahannya Imbas NFP

0
48

JAVAFX – Analisa fundamental, Senin(7/8/2017) harga emas lanjutkan pelemahannya berimbas dari hasil NFP yang dirilis akhir pekan kemarin dengan memperlihatkan situasi tenaga kerja AS sedang ketat dan memunculkan stigma bahwa kenaikan suku bunga the Fed masih ada.

Seperti kita ketahui bahwa sudah lebih dari 2 minggu ini kenaikan emas sendiri kurang begitu impresif dimana sandungan rally emas ini antara kecurigaan investor terhadap fokus kerja the Fed ataukah taktik agar harga emas tidak terlalu mahal.

Indikasi bertahan dari emas dan tetap di level penguatannya muncul ketika investor berpikir lagi bahwa the Fed telah menyatakan bahwa masalah defisit neraca $4,5 trilyun akan segera dimulai untuk dikurangi setidaknya pada September nanti.

Perbaikan ini salah satunya caranya dengan mengurangi kepemilikan surat hutangnya untuk dilepaskan kembali ke publik dengan cara lelang yang sudah biasa terjadi.

September lelang obligasi senilai $10 milyar perbulannya akan dilakukan, setelah itu $50 milyar per 3 bulan rencananya akan dilakukan juga di tahun depan.

Rencana tersebut membuat fokus the Fed tidak kenaikan suku bunga, alias memperbaiki neracanya dengan cara tersebut diatas dan tentu membutuhkan bantuan lebih lanjut dari Trump dengan cara mereformasi beberapa agenda ekonominya.

Namun akhir-akhir agenda tersebut tidak jalan sehingga the Fed tampaknya harus berjuang sendiri.

Bentuk perjuangan selanjutnya adalah menciptakan situasi dolar AS yang harus melemah, atau meng-undervalue mata uangnya, dengan tujuan meningkatkan kemampuan neraca pembayarannya dan meningkatkan ekspor AS.

Maka kita ketahui pula, meski data semalam membaik, tetapi dolar AS tidak rally besar dan malah emas menguat.

Kondisi tenaga kerja AS nampaknya masih sangat ketat dan dapat memberikan sumbangan kepada perhatian investor dunia bahwa kondisi ekonomi AS masih baik-baik saja pada awal kuartal ke 3 tahun ini.

Situasi menguntungkan ini tentu akan menjadi dukungan yang cukup besar dimana kesempatan kenaikan suku bunga the Fed di tahun ini sebelumnya kurang dari 50% potensi kenaikannya dikarenakan situasi politik yang belum stabil dan fokus kerja the Fed yang beralih ke perbaikan neracanya.

Politik AS akan selalu dikaitkan dengan agenda ekonomi Trump yang sungguh menggugah ekonomi AS.

Reformasi pajak dan pembangunan infrastruktur AS menjadi andalannya, bila kredibilitas Trump terus merosot di mata anggota parlemen, tentu akan makin sulit agenda ekonomi tersebut dijalankan.

Namun pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional AS, Gary Cohn bahwa pajak perusahaan AS yang sekarang berkisar 35% adalah sebuah angka yang harus disesuaikan dengan tingkat pajak rata-rata di negara global sekitar 25% seperti yang dirilis OECD beberapa waktu lalu.

Dengan wacana Cohn tersebut maka dapat dipastikan bahwa agenda reformasi pajak kemungkinan besar akan segera dapat dilaksanakan dan akan mendapatkan jalan mulus dari Kongres AS sehingga perusahaan AS bisa dapat mudah berkembang dan bersaing dengan pasar global dan dapat membuat ekonomi AS berkembang.

Pada perdagangan kemarin, emas terkesan dalam tekanan setelah data AS buruk, sehingga harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $4,00 atau 0,31% di level $1268,40 per troy ounce.

Untuk perdagangan mingguan komoditi jenis emas mengalami penurunan sebesar 0,4%.

Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,08 atau 0,50% di level $16,65 per troy ounce.

Untuk perdagangan mingguan komoditit jenis perak mengalami penurunan sebesar 3,3%.

Tampaknya emas masih akan bergerak negatif dengan pantauan bahwa rasa payroll AS yang diluar dugaan diatas angka 200 ribu orang dan tingkat pengangguran di angka 4,3%, ditambah lagi defisit neraca perdagangan AS yang menyempit, maka dapat diharuskan bahwa situasi akhir pekan lalu kemungkinan masih akan berlanjut di perdagangan Senin ini.

Faktor impor emas India di semester pertama tahun ini patut juga dipikirkan investor emas karena impor emas India sudah melewati volume total tahun lalu, sehingga dapat dipastikan impor di sisa tahun ini akan mengecil dan tentu pula permintaan berkurang sehingga dapat membuat harga emas bergerak diskonto.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, permintaan emas dunia telah turun 14%.

 

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Yahoo Finance