Harga Emas Menguat Tipis Jelang Testimoni Powell

0
53

JAVAFX – Berita emas di hari Selasa(27/2/2018), harga emas menguat tipis jelang testimoni Powell pada perdagangan sore hari ini dimana terdapat aksi beli kembali yang terjadi karena di dukung dengan khawatirnya investor melihat kondisi masa depan ekonomi AS yang sebetulnya akan kesulitan dengan kondisi kenaikan suku bunga yang agresif yang bisa membahayakan untuk terjadinya krisis keuangan baru.

Alhasil membuat harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara menguat $2,60 atau 0,60% di level $1335,40 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Mei di Comex untuk sementara menguat $0,04 atau 0,23% di level $16,66 per troy ounce.

Harga emas berangsur-angsur mengalami tekanannya semalam dan sulit bangkit karena wakil ketua the Fed, Randal Quarles menyatakan bahwa tingkat inflasi AS akan segera menuju target 2% dan pertumbuhan ekonomi AS masih akan tumbuh secara berkelanjutan sehingga kenaikan suku bunga masih sangat diperlukan dengan cara bertahap.

Investor mengartikan nada bertahap dari Quarles tersebut sebagai sebuah isyarat bahwa akan terjadi kenaikan secara agresif, apalagi nanti malam giliran Jerome Powell akan melakukan testimoni pertama kalinya dalam acara semi-annual kepada parlemen AS, sehingga untuk sementara pasar langsung melakukan jual lagi sebagai bentuk antisipasi pernyataan Powell tersebut.

Seperti kita ketahui bahwa kondisi inflasi yang meninggi membuat semua investor mempunyai pandangan terhadap keinginan the Fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif yang semakin menguat, di mana sekarang ini bermunculan anggapan bahwa suku bunga bisa naik 4 kali atau paling sedikit adalah 3 kali. The Fed sendiri juga melihat bahwa sisi pertumbuhan ekonomi AS juga beranjak membaik dan tinggal melihat apakah produktivitas di AS masih bisa tumbuh berkelanjutan di tahun ini.

Situasi ekonomi AS yang memanas membutuhkan cara mendinginkannya sehingga sisi kenaikan suku bunga the Fed memang tidak bisa dihindari. The Fed sendiri masih menyatakan bahwa kenaikan suku bunga masih akan bertahap dan menuju level 2% di tahun ini. Namun level yield obligasi 2 tahun pemerintah AS sudah melewati level ketika krisis

Situasi ekonomi AS yang memanas membutuhkan cara mendinginkannya sehingga sisi kenaikan suku bunga the Fed memang tidak bisa dihindari. The Fed sendiri masih menyatakan bahwa kenaikan suku bunga masih akan bertahap dan menuju level 2% di tahun ini. Dorongan tersebut sebetulnya bisa membuat Jerome Powell dalam testimoninya di pekan ini akan bernada hawkish.

Namun nyatanya jelang perdagangan akhir bulan kontrak Februari, membuat pasar obligasi AS perlahan-lahan memasuki area koreksinya, sehingga ini berimbas juga kepada dolar AS yang mengalami tekanan sejenak jelang testimoni Jerome Powell di depan parlemen AS yang sangat ditunggu investor. Banyak ekonom berpandangan bahwa Powell akan memberikan testimoni bernada dovish agar dolar AS tidak menguat lebih jauh dan menghindarkan kinerja ekonomi AS berantakan. Berantakan disini maksudnya beban hutang AS sedang tinggi, dan bila suku bunga dinaikkan, maka beban hutang tersebut akan makin membukit, dan bisa membahayakan masa depan ekonomi AS dalam menghadapi gempuran krisis keuangan.

Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: BBC