Harga Emas Turun, Terpukul Data NFP

0
63
gold nugget on a black metal background. ideal for websites and magazines layouts

JAVAFX – Ditengah tekanan paska rilisan data ekonomi angka lapangan kerja di sektor non pertanian AS, yang mendorong harga jatuh diakhir pekan . Sejumlah pihak masih optimis harga Emas akan bertahan dan mampu naik kembali.

Harga emas dalam perdagangan di bursa berjangka turun tajam pada hari Jumat (04/01). Tercatat sebagai penurunan terbesar. Dalam satu sesi mereka selama dua minggu terakhir ini. Dorongan turun berasal dari data ekonomi AS.

Seperti yang diperkirakan, naiknya angka pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan menjadi pukulan harga logam mulia. Ini mengindikasikan kekuatan ekonomi AS yang lebih baik.

Alhasil, dengan harapan demikian membuat minat investor atas aset yang beresiko, muncul kembali. Sempat melunak sebelumnya, risk appetite dikalangan investor ini mendapat ransangan kembali.

Akibatnya, investor menjauhi emas kembali yang sebelumnya mendapat perhatian saat keresahan mengemuka oleh ketegangan Perang Dagang AS – China.

Dalam laporan terkini, AS mengumpulkan 312.000 pekerjaan baru yang lebih baik dari perkiraan pada bulan Desember. Total kenaikan lapangan kerja pada tahun 2018 ke posisi tertinggi dalam tiga tahun  yaitu 2,64 juta.

Sementara tingkat pengangguran naik menjadi 3,9%, meskipun partisipasi tenaga kerja naik. Ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan hanya aka nada kenaikan 182.000 pekerjaan disektor nonpertanian saja.

Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Februari di bursa Comex harus rela kehilangan $ 9, atau 0,7%. Ke harga $ 1.285,80 per troy ons. Sebelumnya harga komoditas ini sempat ditutup naik 0,8% pada sesi sebelumnya.

Harga Logam Mulia mencapai level tertinggi dari masa lebih enam bulan ini. Ini sekaligus menjadi kontrak yang paling aktif, dimana harga belum pernah membukukan kenaikan harian atau persentase sebesar itu sejak 21 Desember. Menurut data FactSet. Dalam catatan kinerja mingguan, harga logam mulia di bursa berjangka naik sekitar 0,2%.

Jatuhnya harga emas saat ini, nyatanya tidak membuyarkan harapan investor akan tren naik harga emas. Memang laporan ketenagakerjaan dapat memperkuat pandangan bahwa ekonomi As saat ini sehat. Sayangnya, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan baru tentang bagaimana data tersebut. Mepengaruhi strategi kenaikan suku bunga Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang.

Bila suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi minat terhadap emas, namun kenaikan suku bunga juga menimbulkan ancaman untuk merusak minat atas aset berisiko seperti saham.

Laporan pekerjaan hari Jumat telah mengangkat dolar AS, tetapi Indek dolar AS justru diperdagangkan turun 0,1% pada 96,178. Saat penutupan perdagangan bursa emas berjangka. Indek Dow Jones dan S&P 500 tetap naik kuat setelah laporan tersebut.

Laporan ketenaga kerjaan dapat memperkuat pandangan bahwa ekonomi itu sehat tetapi juga dapat menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana data. Mempengaruhi strategi kenaikan suku bunga Federal Reserve. Dalam beberapa bulan mendatang. Suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi minat terhadap emas. Tetapi ancaman kenaikan suku bunga juga telah merusak aset berisiko seperti saham.

Ada ketidakpastian dalam nada kebijakan Bank Sentral AS terkait normalisasi suku bunga. Hal ini menjadi modal kuat bagi harga emas untuk menguat kembali. Memang indikator ekonomi tentang jumlah pekerjaan di AS saat ini sangat kuat. Pun demikian, ada banyak faktor yang mendorong kenaikan ini dimana emas bisa melewati reaksi spontan ini dan melanjutkan tren kenaikannya.

Sebagaimana tersirat dalam sebuah diskusi panel. Antara tiga Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen, Ben Bernanke dan Jerome Powell di sebuah acara di Atlanta. Jerome Powell mengatakan bank sentral akan “sabar” untuk melihat bagaimana ekonomi berkembang. Tentu saja pernyataan ini memberikan sinyal yang bertentangan dari pasar dan data ekonomi. Powell juga mengatakan bahwa pasar memiliki risiko penurunan dan “jauh di depan data”.

Menilik hal itu, Michael Armbruster, dari Altavest, mengatakan ia percaya bahwa The Fed akan berakhir dengan membiarkan suku bunga tidak berubah pada tahun 2019. “Jika tidak ada lonjakan inflasi, jika suku bunga dibiarkan tidak berubah pada tahun 2019, kemungkinan kita telah melihat kenaikan suku bunga terakhir. sampai setelah pemilihan presiden 2020, ”katanya.

“Kemunduran satu hari untuk emas tidak mengubah prospek teknis bullish. Bahkan, kami akan melihat penurunan lebih lanjut dalam emas sebagai peluang pembelian, ”tambahnya.

Sebelum laporan ketenagakerjaan, nada optimis menyelimuti perkembangan baru dalam negosiasi perdagangan antara China dan AS. Hal ini membantu memberikan peningkatan terhadap harga aset yang dianggap sebagai risiko dan permintaan yang menurun untuk bullion.

Kementerian Perdagangan China mengkonfirmasi bahwa delegasi pejabat AS akan melakukan perjalanan ke Beijing. Untuk putaran baru pembicaraan perdagangan pada hari Senin dan Selasa, menurut laporan berita.  (WK)