Harga Minyak Bisa Menguat Lagi

0
52

JAVAFX – Harga minyak bisa menguat lagi dibantu Arab Saudi dan Nigeria pada perdagangan awal pekan kemarin pasca meeting OPEC di Rusia.

Tarik-ulur perkembangan harga minyak akhir pekan lalu dicederai dengan naiknya produksi minyak OPEC di bulan ini dimana menurut sumber dari perusahaan tanker Petro-Logistic yang menyatakan bahwa produksi minyak OPEC naik 145 ribu barel perhari sehingga dapat dikatakan bahwa total produksi minyak OPEC masih diatas 33 juta barel perhari.

Beruntung sekali pada rapat di Rusia tersebut dapat menenangkan hati investor dan produsen minyak dunia dan membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup menguat $0,71 atau 1,55% di level $46,48 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,61 atau 1,27% di harga $48,67 per barel.

Penguatan ini didukung dari hasil pertemuan menteri-menteri anggota OPEC dan non-OPEC yang ikut serta dalam komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari di St Petersburg Rusia.

Pertemuan JMMC tersebut menghasilkan Arab Saudi yang bersedia mengurangi ekspor minyaknya menjadi 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari mulai pengiriman bulan Agustus nanti.

Sedangkan Nigeria yang kali ini ikut serta dalam pertemuan tersebut, juga telah bersedia untuk membatasi produksi minyaknya tidak lebih dari 1,8 juta barel perhari, sebuah angka yang telah disepakatinya ketika penandatanganan komitmen pemangkasan produksi minyak 30 November tahun silam.

Sedangkan menurut sumber OPEC bahwa produksi minyak Nigeria di bulan lalu sekitar 1,6 hingga 1,7 juta barel perhari. Seperti kita ketahui bahwa Nigeria dibebaskan dalam pemangkasan produksi tersebut bersama beberapa negara anggota OPEC lainnya seperti Libya, Angola, Mesir dan Iran.

Nigeria dan Libya berkali-kali menolak untuk ikut serta dalam pemangkasan produksi tersebut, karena negara mereka sedang kesulitan menghadapi masalah keuangan dalam negeri. Nigeria sendiri kondisi keamanan dalam negerinya belum kondusif dan seringkali beberapa kilang minyaknya disabotase oleh kaum penentang pemerintahannya.

Demikian dengan Libya, kondisi keamanan yang belum stabil sejak tergulingnya Muammar Gaddafi di 2011 lalu, membuat negara di Afrika Utara ini kesulitan masalah keuangan. OPEC telah memberikan keringanan bila produksi minyak Libya belum mencapai 1,4 hingga 1,6 juta barel perhari dan stabil dalam 90 hari, maka Libya tetap dibebaskan dalam komitmen pemangkasan 1,8 juta barel perhari tersebut.

Sejauh ini produksi minyak Libya sekitar 1,04 juta barel perhari.

Namun Halliburton mengingatkan pasar bahwa produksi minyak AS masih akan naik di tahun mendatang. Jumlah rig AS yang aktif sekarang mencapai 764, atau naik dari setahun sebelumnya 371 rig, dan diperkirakan hingga akhir tahun akan menjadi diatas 1000 rig yang aktif, dalam jangka waktu menengah akan bertambah antara 800 hingga 900 rig yang aktif.

 

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: Transport & Environment