Harga Minyak Ditengarai Menantikan Data EIA

0
60

JAVAFX – Harga minyak ditengarai menantikan data EIA yang akan rilis nanti malam sehingga pergerakan harga sangat tipis di perdagangan komoditas sore ini.
Dugaan investor sangat berhati-hati dengan akan meningkatnya produksi minyak global dan permintaan atau konsumsi minyak yang belum meningkat sehingga keseimbangan pasar tidak terjalin. Mengikuti perdagangan minggu lalu, harga minyak sedikit banyak mengalami aksi ambil untung sesaatnya setelah menguat 5% di minggu lalu.
Situasi tak menentu tersebut membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat tipis $0,05 atau 0,11% di level $46,45 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat tipis $0,08 atau 0,16% di harga $48,92 per barel.
Sejauh ini harga minyak yang positif didukung oleh pengumuman pemerintah China menyatakan bahwa impor minyak China di semester pertama tahun ini menjadi 8,55 juta barel perhari atau naik 13,8% dibandingkan periode yang sama setahun lalu. Sedangkan National Bureau Statistic, atau Biro Statistik China melaporkan bahwa permintaan bahan bakar dalam negeri China meningkat. Produksi beberapa kilang minyak China di Juni lalu mencapai 11,21 juta barel perhari atau meningkat 2,3% dibandingkan bulan sebelumnya 10,98 juta barel perhari.
Tarik-menarik jual dan beli berlanjut hingga sore ini setelah investor melihat data American Petroleum Institute atau API menyatakan bahwa persediaan minyak AS bisa mengalami kenaikan sebesar 1,60 juta barel, stok bahan bakar menurun 5,5 juta barel dan stok minyak suling diperkirakan API akan naik 2,9 juta barel. Data ini akan rilis tadi pagi sejenak sebelum data EIA yang akan rilis nanti malam.
Diperkirakan bahwa persediaan minyak AS menurut Energy Information Administration diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 3,2 juta barel, persediaan bahan bakar mengalami penurunan juga sebesar 665 ribu barel dan stok minyak suling atau minyak distilasi AS mengalami peningkatan sebesar 1,2 juta barel.
Awal pekan lalu, EIA memperkirakan produksi minyak AS di bulan depan akan mengalami peningkatan sebesar 112 ribu barel perhari menjadi total produksi 5,585 juta barel perhari, sehingga ininagak membatasi gerak minyak keatas.
Kabarnya Rusia dan OPEC akan mengundang Libya dan Nigeria untuk ikut serta dalam pertemuan bulanan untuk evaluasi komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel di 24 Juli ini. Namun Nigeria nampaknya akan menolaknya karena stabilitas keamanan wilayahnya, dimana akhir pekan lalu saja salah satu pipa milik Shell sudah disabotase pemberontak.
Anggota OPEC lainnya, Ekuador sendiri sudah sangat keberatan dengan pembatasan produksi 1,8 juta barel perhari karena keuangan negeri produsen minyak di Amerika Latin tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan. Sejauh ini produksi minyak Ekuador saat ini sebesar 545 ribu barel perhari atau sekitar 1,6% dari total produksi minyak OPEC dan Ekuador sendiri dikenakan pembatasan produksi oleh OPEC sebesar 26 ribu barel perhari. Sejauh ini kuota 26 ribu barel perhari tersebut belum dilaksanakan.
Inilah yang masih terus membayangi sikap investor untuk urung membeli minyak secara besar-besaran karena suplai yang nampak masih melimpah membuat sisi stok atau persediaan minyak global kesulitan untuk dijual.
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: The Telegraph