Harga Minyak Lanjutkan Penurunan, Pasar Waspadai Gangguan Pasokan

0
19
Rigging as seen from upper deck on a drill ship silhouetted by the setting sun. Cranes , tower, catwalk and satellite dome are in the image.

JAVAFX – Harga minyak mentah diawal perdagangan bursa berjangka New York di hari Rabu (29/05/2019) bergerak turun. Penurunan ini memperpanjang hasil perdagangan sebelumnya yang berombak dimana investor melakukan aksi risk-on baru-baru ini, dan memilih bursa saham sebagai tujuan. Ini memberikan pukulan baru bagi komoditas yang dibandrol dalam dolar.

Penurunan harga minyak tertahan dengan ketegangan yang terus-menerus terjadi di Timur Tengah, terlebih setelah salah satu pejabat pemerintahan Trump , John Bolton membuat komentar baru terhadap Iran di awal Rabu ini. Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran pasar akan pasokan yang umumnya akan mendukung kenaikan harga.

Saat ini, harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli, di New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun $ 1,31, atau 2,2%, pada $ 57,83 per barel. Pada perdagangan di hari Selasa mengalami kenaikan. Harga untuk kontrak bulan depan telah kehilangan sebesar 6,8% di minggu lalu dan kontrak ini mencapai level terendah dalam lebih dari dua bulan. Harga minyak WTI bulan depan turun sekitar 8% sepanjang bulan Mei ini.

Sementara harga minyak mentah Brent yang menjadi acuan harga minyak dunia diperdagangkan turun untuk kontrak bulan Juli, turun $ 1,77, atau 2,5%, ke $ 68,34 per barel. Harga merosot 4,9% pada minggu lalu, sekaligus tercatat sebagai kinerja mingguan terlemah untuk kontrak bulan depan di tahun ini. Harga untuk bulanan turun sekitar 5% di bulan ini.

Lebih dalam dalam dikatakan bahwa sentiment perdagangan hari ini adalah penurunan tipis dari indek saham berjangka di bursa Wall Street. Disisi lain, ada peningkatan ketegangan perdagangan serta prospek pertumbuhan global yang terbebani pasar ekuitas dan terus menjadi pertanyaan utama tentang permintaan kuat yang berkelanjutan untuk minyak dunia.

Namun, ketidakpastian yang terjadi di Timur Tengah telah menggantung di sekeliling perdagangan, memberikan dukungan bagi harga minyak untuk naik ditengah kekhawatiran yang dapat menyebabkan gangguan pengiriman minyak mentah dari wilayah ini.

Penasihat keamanan nasional Bolton, Donald Trump, di hari Rabu mengatakan, “tidak ada alasan” bagi Iran untuk berurusan dengan dunia dengan senjata atom, setahun setelah presiden AS secara sepihak menarik Amerika dari perjanjian itu.

Bolton juga mengklaim – tanpa menawarkan bukti – bahwa dugaan sabotase empat kapal tanker minyak dari pantai Uni Emirat Arab berasal dari pelabuhan Angkatan Laut yang ditempatkan oleh Iran, ” demikian sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press, mengutip komentar yang dibuat Bolton kepada para jurnalis di Abu Dhabi.

Pelaku pasar juga masih mencermati gambaran pasokan yang lebih besar, dimana pasar berharap aka tetap ada upaya pembatasan produksi dan melanjutkan kesepakatan sebelumnya dalam bahasan di pertemuan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Analis telah menunjukkan bahwa meskipun Arab Saudi telah mengatakan mereka tidak akan meningkatkan produksi, laporan lain yang akan keluar dari pertemuan itu meninggalkan beberapa pertanyaan terbuka.

Baru-baru ini, telah ada spekulasi, meskipun tidak ada konfirmasi, bahwa OPEC akan memutuskan pertemuan berikutnya pada minggu pertama bulan Juli dari 25-26 Juni. Sementara perjanjian pemangkasan output berakhir pada akhir Juni.

Data mingguan pada pasokan minyak AS tertunda minggu ini karena hari libur Senin. American Petroleum Institute (API) sedianya akan merilis Rabu malam, sedangkan laporan Administrasi Informasi Energi akan dirilis Kamis pagi.

Ada banjir di Midwest yang merupakan lokasi pengangkutan minyak mentah dari pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma. Dengan peristiwa ini diperkirakan bisa menggangu stok yang akan semakin meningkat, dan dapat membebani WTI. Akibatnya, terjadi diskon harga dibandingkan dengan Brent yang masih bisa naik lebih jauh. Saat ini bentang harga sudah mencapai $ 11 per barel. Terakhir kali jarak bentang harga kedua jenis minyak tersebut mencapai posisi tertinggi pada waktu hampir setahun lalu.  (WK)