Harga Minyak Masih Dikuasai Sisi Jualnya

0
1683

JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(31/10/2017), harga minyak masih dikuasai oleh sisi jualnya alias masih melemah pada perdagangan sore hari ini. Ini merupakan sebagai pertanda aksi ambil untung sejenak setelah dalam beberapa hari perdagangan sebelumnya mengalami penguatan yang signifikan.

Sebetulnya pasar sempat dengan laporan dari Energy Information Administration minggu lalu bahwa eksplorasi produksi minyak mentah AS juga kembali meningkat 1,1 juta bph menjadi 9,5 juta bph dan ekspor minyak AS juga berada rata-rata dalam 4 minggu terakhir sekitar 1,7 juta bph serta kapasitas terpasang produksi pengolahan minyak mentah atau refinary AS naik 4,3% dibanding bulan sebelumnya. Kondisi ini terjadi karena disparitas harga Brent dengan WTI diatas $6 perbarel.

Sedangkan penambahan produksi dan ekspor Irak, juga membuat harga minyak Brent mengalami tekanan sore ini. Penambahan ekspor Irak lewat pelabuhan di Selatan Irak merupakan penutupan kekurangan ekspor dari Kurdi yang sedang dilanda perang.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,12 atau 0,22% di level $54,03 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,20 atau 0,33% di harga $60,70 per barel.

Sebelumnya minyak Brent mengalami peningkatan tajam dalam 3 hari perdagangan ini setelah putera mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menyatakan bahwa kerajaan akan sangat mendukung keinginannya agar harga tetap berada di level tinggi dengan mempertahankan posisi pasokan dan produksi yang dapat menyeimbangkan pasar.

Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih juga menyatakan bahwa Arab Saudi tetap akan menjaga suplai atau pasokan harga minyak dunia agar harga minyak tidak mengalami penurunan kembali. Al-Falih juga berucap bahwa bila komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph bersama dengan OPEC bersama dengan 11 negara produsen minyak non-OPEC berakhir, maka Arab Saudi masih bersedia mengendalikan ekspor dan produksi minyaknya.

Seperti kita ketahui bahwa Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar di dunia, dan mempunyai komitmen pemangkasan produksi 1,8 juta bph hingga akhir Maret tahun depan. Sedangkan Vladimir Putin awal bulan ini juga menyatakan bahwa Rusia juga akan senada dengan Arab Saudi tentang penjagaan pasokan minyak dunia.

Sejauh ini pula, Sekjen OPEC Mohammad Barkindo juga menyampaikan pesan ke publik bahwa Arab Saudi dan Rusia ingin mengakhiri kesepakatan pemangkasan produksi minyak sepanjang tahun depan.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: DowJones Newswire