Harga Minyak Masih Dinaungi Sisi Jual Kembali

0
86

JAVAFX – Harga minyak masih dinaungi sisi jual kembali pada perdagangan sore ini, sebagai bentuk aksi ambil untung sejenaknya setelah data produksi minyak AS menunjukkan angka tertinggi sejak 2015 lalu.

Energy Information Administration atau EIA menyatakan semalam dalam laporan mingguannya bahwa persediaan minyak pemerintah AS sudah turun dalam kurun waktu 8 minggu berturut-turut dan terendah sejak September tahun lalu. EIA menyatakan bahwa stok minyak pemerintah minggu lalu turun 3,3 juta barel. Sedangkan stok bahan bakar turun 1,2 juta barel dan minyak suling naik 28 ribu barel.

Dalam laporannya, EIA juga menyebutkan bahwa produksi minyak AS di minggu lalu mengalami kenaikan sebesar 26 ribu barel perhari menjadi 9,528 juta barel. Sebelumnya produksi minyak AS hanya mempunyai keluaran produksi rata-rata 12 ribu barel perhari. Ini merupakan angka produksi tertinggi sejak 2015 lalu.

Faktor tingginya produksi minyak AS, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup melemah $0,21 atau 0,43% di level $48,20 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London ditutup melemah $0,17 atau 0,32% di harga $52,40 per barel.

Sepertinya produksi dan persediaan minyak AS akan turun lagi di minggu ini, karena badai Harvey yang sedang melanda di di kawasan minyak Texas dan Teluk Mexico, membuat beberapa kilang minyak disana akan segera ditutup eksplorasi dan produksinya. Selain karena badai, penutupan kilang juga karena faktor pemeliharaan seiring dengan berakhirnya musim berkendara di AS.

Beberapa perusahaan minyak raksasa AS seperti Royal Dutch Shell, Exxon Mobil dan Anadarko Petroleum, tengah mengambil langkah-langkah persiapan dengan mengekang produksi dan eksplorasinya sebagai antisipasi badai Harvey tersebut. Menurut Pusat Badai Nasional AS bahwa badai Harvey ini akan melintasi kawasan Texas hingga Teluk Meksiko hari ini hingga esok waktu setempat. Seperti kita ketahui bahwa Texas dan Teluk Meksiko merupakan ladang minyak utama yang dimiliki AS, bila kawasan tersebut terganggu cuaca, maka dapat dipastikan bahwa produksi minyak dalam negari akan berkurang.

Menjadi perhatian penting bagi investor minyak bahwa seperti terungkap beberapa pekan ini dimana perdagangan kemarin ditutup dengan sisi penguatannya lagi, tetapi harga minyak masih berada di level 3 minggu terendahnya. Ini juga dapat diartikan kepada situasi sebelumnya yang dipengaruhi kondisi panik setelah dari pertengahan Juli hingga minggu ini, harga minyak selalu berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: BBC (.com)