Harga Minyak Melanjutkan Sisi Positifnya

0
59

JAVAFX – Berita komoditas pada hari Selasa(1/8/2017),

Harga minyak melanjutkan sisi positifnya pada sejak perdagangan awal pekan ini terdukung oleh seimbangnya kondisi minyak dunia.

Keseimbangan antara supply and demand atau penawaran dan permintaan diharapkan akan segera digapai, setidaknya paling cepat satu atau dua tahun lagi, demikian ungkap Sekjen OPEC Mohammad Barkindo beberapa hari lalu setelah pertemuan JMMC di Rusia.

Selain itu penguatan harga minyak didukung akan terganggunya situasi politik di Venezuela.

Perdagangan sempat digaduhkan akan ditundanya pembayaran impor minyak AS dari Venezuela dan penundaan ekspor bahan bakar AS ke anggota OPEC.

Perihal tersebut telah menyebabkan kekhawatiran dibenak investor akan terganggunya pasokan minyak dunia.

Beruntung Departemen Keuangan AS hanya mempeti-eskan harta Presiden Nicola Meduro yang ada di AS sehingga gejolak tersebut tidak akan terjadi.

Venezuela adalah anggota OPEC yang mempunyai produksi minyak dengan kuota sebesar 2 juta barel perharinya.

Faktor Venezuela tersebut membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup menguat $0,46 atau 0,93% di level $50,17 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,13 atau 0,25% di harga $52,65 per barel.

Saat ini, penguatan harga minyak sepanjang pekan lalu seolah menjawab pertanyaan apakah rebalancing atau pembentukan kondisi yang seimbang antara permintaan dan penawaran minyak akan segera terjadi dan akan membuat harga minyak tidak bergejolak lagi.

Sebetulnya tren penguatan harga masih terlihat semenjak Arab Saudi berkomitmen untuk memangkas produksi minyak sebanyak 1.8 juta barel perhari ketika pertemuan kebijakan anggota OPEC dan non-OPEC di St Petersburg Rusia.

Hasil pertemuan JMMC juga menghasilkan keputusan yang serupa dengan mengurangi ekspor minyaknya menjadi 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari dimulai pengiriman pada bulan Agustus mendatang.

Nigeria yang kali ini ikut serta dalam pertemuan tersebut, juga telah bersedia untuk membatasi produksi minyaknya tidak lebih dari 1,8 juta barel perhari.

Jejak Nigeria juga diikuti oleh Libya, dimana OPEC telah memberikan keringanan bila produksi minyak Libya belum mencapai 1,4 hingga 1,6 juta barel perhari dan stabil dalam 90 hari, maka Libya tetap dibebaskan dalam komitmen pemangkasan 1,8 juta barel perhari tersebut.

Selain itu penguatan minyak sepanjang minggu lalu didukung penurunan stok minyak pemerintah AS selama 4 minggu berturut-turut.

Bertepat pada Rabu minggu lalu, Energy Information Administration menyatakan bahwa stok minyak turun 7,2 juta barel, persediaan bahan bakar juga turun 1,9 juta barel dan minyak destilasi persediaannya turun 453 ribu barel.

EIA juga mencatat bahwa produksi minyak AS sedikit menurun 19 ribu barel perhari menjadi total 9,41 juta barel perhari atau turun 2%.

Khusus untuk produk minyak suling, AS nampaknya berperan penting bagi konsumsi di pasar Amerika Latin, Eropa dan Asia dengan makin meningkatnya ekspor bahan bakar AS ke wilayah-wilayah tersebut. Selain itu penguatan harga minyak didukung Baker Hughes yang hanya mengaktifkan 10 rig di bulan lalu sehingga ini merupakan hal yang terburuk sejak pertengahan tahun lalu.

Investor nampaknya masih menantikan evaluasi OPEC atas komitmennya pada pertemuan 11 – 12 Agustus ini dimana produksi minyak OPEC telah mengalami peningkatan 200 ribu barel pada bulan lalu dan hanya 78% komitmen pemangkasan produksi 1,2 juta barel perhari dari anggota OPEC baru terlaksana.

 

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: News Today