Harga Minyak Memperpanjang Penurunannya

0
20
Rigging as seen from upper deck on a drill ship silhouetted by the setting sun. Cranes , tower, catwalk and satellite dome are in the image.

JAVAFX – Harga minyak mentah di bursa berjangka memperpanjang penurunan mereka pada perdagangan di hari Rabu (18/03/2020), mengirim harga minyak AS ke penyelesaian terendah sejak 2002, karena negara-negara terus melakukan penguncian untuk memperlambat penyebaran pandemi COVID-19, sementara Arab Saudi dan Rusia tetap di jalur untuk membanjiri dunia dengan minyak mentah dalam perang harga global. Kondisi ini memang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana pasar menghadapi pasokan yang melimpah sementara permintaan terancam menyusut akibat wabah penyakit.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April di New York Mercantile Exchange turun $ 6,58, atau lebih dari 24%, berakhir di $ 20,37 per barel, dengan kontrak bulan depan mencatatkan penyelesaian terendah sejak 20 Februari, 2002, menurut Dow Jones Market Data. Sementara minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Mei turun $ 3,85, atau lebih dari 13%, pada $ 24,88, dengan harga berakhir pada level terendah sejak 8 Mei 2003. Kontrak bulan depan yang telah disesuaikan dengan inflasi harga minyak berjangka di Nymex, diperdagangkan di sekitar level terendah sejak Maret 1999, menurut Dow Jones Market Data.

Minyak sejauh ini merupakan salah satu korban terbesar dari wabah corona, dimana harga WTI dan Brent terdepresiasi 60% sejak awal 2020 dan dapat memperpanjang kerugian karena pandemi ini membuat prospek permintaan bahan bakar semakin gelap. Kondisi ini semakin pilu dengan adanya perang harga antara Arab Saudi dan Rusia sehingga memicu kekhawatiran kelebihan pasokan lebih lanjut. Harga minyak WTI dapat mencoba untuk ke $ 20 per barel “jika tidak ada perubahan.”

Disisi lain, pemerintahan Trump telah memberi sinyal dukungan untuk paket stimulus sebesar $ 1 triliun atau lebih, termasuk pembayaran langsung kepada individu dan paket penyelamatan untuk industri. Federal Reserve, setelah bergerak untuk memotong suku bunga menjadi hampir nol pada hari Minggu dan mengambil langkah-langkah stimulus tambahan, pada hari Selasa meluncurkan fasilitas kertas komersial yang bertujuan untuk menyediakan backstop likuiditas ke pasar. Kemudian pada hari itu juga meluncurkan Fasilitas Kredit Dealer Utama.

Tumbuhnya harapan untuk stimulus fiskal sejauh ini tergencet oleh kekhawatiran permintaan jangka pendek. Uni Eropa mengkonfirmasi pembatasan perjalanan, sementara para pemain di industri otomotif dan kedirgantaraan Eropa terdengar meredam produksi, suatu perkembangan yang dapat menyebabkan masalah lebih lanjut bagi para pemain petrokimia.

Sementara itu, menyusul kegagalan dalam mencapai kesepakatan untuk membatasi produksi minyak, pemotongan produksi saat ini oleh OPEC +, akan berakhir pada akhir bulan ini. Bila OPEC mundur, harga bisa mencapai $ 20 dan bisa lebih rendah lagi. Harga yang rendah tidak akan menghasilkan peningkatan permintaan sampai ekonomi dunia mulai pulih.

Harga minyak kehilangan lebih banyak tanah setelah data dari Administrasi Informasi Energi Rabu mengungkapkan kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut dalam pasokan minyak mentah AS. Pasokan minyak AS naik 2 juta barel untuk pekan yang berakhir 13 Maret, menurut EIA. Analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan data akan menunjukkan kenaikan 2,6 juta barel. American Petroleum Institute pada hari Selasa melaporkan penurunan 421.000 barel.