Harga Minyak Mentah Naik, Optimis Pengekangan Produksi Berjalan

0
38
Harga Minyak Bergerak Beragam

JAVAFX – Harga minyak mentah naik dalam perdagangan hari Selasa (08/01). Menandai kenaikan sepanjang tujuh sesi beruntun, sebagai kenaikan terpanjang dalam 18 bulan terakhir.

Kenaikan harga ditopang oleh upaya bersama dalam mengekang produksi minyak mentah serta keyakinan investor akan hasil perundingan AS – China di Beijing dalam mengakhiri Perang Dagang. OPEC berencana memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari dari pasar global.

Harga Minyak mentah patokan AS, West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Februari naik $ 1,26, atau 2,6%, berakhir di $ 49,78 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Ini merupakan harga penyelesaian tertinggi untuk kontrak bulan depan sejak 17 Desember. Sekaligus membukukan kemenangan beruntun terlama sejak periode delapan sesi yang berakhir 3 Juli 2017.

Sementara harga minyak mentah patokan internasional, Brent untuk kontrak pengiriman bulan Maret di bursa London berakhir naik $ 1,39, atau 2,4%, ke $ 58,72 per barel di ICE Futures Europe. Tercatat sebagai kenaikan terpanjang dalam 18 bulan.

Produksi minyak OPEC turun 630.000 barel per hari ke level terendah dalam enam bulan menjadi 32,43 juta barel pada bulan Desember dari bulan sebelumnya. Ini menurut jajak yang dilakukan oleh S&P Global Platts yang dirilis Selasa (08/01). Jajak tersebut juga menunjukkan bahwa Arab Saudi akan menurunkan produksinya sebesar 401.000 barel per hari di bulan lalu menjadi 10,6 juta barel per hari.

Pada perdagangan sebelumnya, investor bereaksi terhadap tanda-tanda kontraksi produksi oleh produsen minyak utama, Arab Saudi. Mereka berencana untuk mengurangi ekspor minyak mentahnya sebesar 800.000 barel per hari dari sekitar 7,9 juta barel per hari di bulan November. Langkah ini bertujuan mengangkat harga di atas $ 80 per barel menurut The Wall Street Journal yang mengutip komentar dari pejabat OPEC.

Para pialang komoditas minyak juga mengamati tanda-tanda kemajuan lebih lanjut antara dua ekonomi terbesar di dunia, AS dan China yang telah terkunci dalam perang dagang selama beberapa bulan. Sebuah resolusi yang tercapai dalam perundingan antar mereka secara luas akan dipandang berpotensi mendukung harga minyak mentah. Hal ini karena perang tarif tersebut telah melumpuhkan ekspansi ekonomi global, mengingat China sebagai salah satu importir minyak mentah terbesar dunia. (WK)