Harga Minyak Meredup 1%

0
93

JAVAFX – Harga minyak meredup 1% pada perdagangan semalam setelah pasokan minyak global sedang mengalami kondisi yang berlebihan seiring peningkatan beberapa produsen minyak dan mengecilnya impor minyak ke Asia.

Sejauh ini, harga minyak telah mengalami penurunan sebesar 17% dari awal tahun hingga saat ini yang disebabkan oleh perseteruan abadi diantara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan di 30 November nanti.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan kemarin ditutup melemah $0,68 atau 1,52% di level $44,06 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Agustus di pasar ICE Futures London ditutup melemah $0,54 atau 1,14% di harga $46,83 per barel.

Kondisi tekanan harga minyak masih berlanjut ketika Libya yang dibebaskan oleh OPEC untuk tidak ikut komitmen pengurangan produksi minyak OPEC 1,8 juta barel perhari, kemungkinan besar akan naik produksinya setelah salah satu kilang produksi minyak Libya yang bekerjasama sebelumnya dengan perusahaan Jerman, Wintershal, telah berhasil mencapai kata sepakat.

Produksi kilang Libya tersebut sekitar 50 ribu barel perhari, sehingga produksi minyak Libya bisa naik menjadi 850 ribu barel perhari, dan diperkirakan hingga akhir tahun ini kilang tersebut bisa berproduksi sekitar 100 ribu barel perhari sehingga total produksi minyak Libya dapat mencapai 1 juta barel perhari di akhir tahun.

Menteri minyak Arab Saudi Kahlid al-Falih sempat berusaha mencegah penurunan harga tersebut, dimana produksi minyak Libya dan Nigeria yang berlimpah masih bisa diatasi oleh produksi minyak Aljazair yang sedang menurun.

Dan tampaknya harga minyak masih bereaksi negatif dengan ucapan al-Falih tersebut, karena permintaan Asia terhadap impor minyak juga mengalami penurunan. Seperti kita ketahui bahwa pasar Asia adalah pasar terbesar pengkonsumsi minyak dunia. Jepang kemarin menyatakan bahwa sepanjang tahun ini sudah mengurangi impor minyaknya hingga 13,5%, demikian juga dengan India yang sama untuk mengurangi impor minyaknya di tahun ini sebesar 4,2%.

Kontrak penjualan minyak WTI sebanyak 70 ribu kontrak sedang menunggu untuk mendapatkan giliran dijual oleh investor minyak, ini merupakan pertanda bahwa pasar global sedang kelebihan stok sehingga dalam 2 hari ini harga minyak tampaknya akan diobral.

Produksi minyak WTI juga sudah mulai ditampung oleh beberapa ratus tanker yang sedang berlabuh di sekitaran Singapura dan Teluk Mexico, dimana Teluk Mexico merupakan salah satu tempat pengaktifan rig atau kilang minyak lepas pantai selain Alaska, yang biasa dilaporkan Baker Hughes tiap minggunya sehingga Teluk Mexico merupakan surga minyak WTI sekarang ini.

Kondisi minyak yang tergerus selama 4 minggu ini, membuat JPMorgan and Chase merevisi ulang target harga minyak dunia untuk tahun 2018, dimana minyak WTI direvisi turun $11 perbarel dari $53,50 perbarel menjadi $42 perbarel, dan minyak Brent direvisi turun $10 perbarel dari $55,50 perbarel menjadi $50 perbarel.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: BBC