Harga Minyak Nyaman Menguat

0
104

JAVAFX – Harga minyak nyaman menguat pada perdagangan hari ini didukung oleh hasil dari perundingan JMMC di St Petersburg Rusia kemarin malam yang membuat investor senang.


Faktor kepatuhan Nigeria dan turunnya ekspor Arab Saudi, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $0,51 atau 1,05% di level $46,85 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,52 atau 1,07% di harga $49,07 per barel.

Sepanjang perdagangan tahun ini, harga minyak dunia secara umum telah menurun hampir 15% sejak awal tahun ini, dimana ini disebabkan adanya persaingan diantara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan selanjutnya 30 November.

Penguatan ini didukung dari semalam pasca hasil pertemuan menteri-menteri anggota OPEC dan non-OPEC yang ikut serta dalam komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari di St Petersburg Rusia.

Pertemuan JMMC tersebut ada beberapa hasil positif yaitu pihak Arab Saudi yang bersedia mengurangi ekspor minyaknya menjadi 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari mulai pengiriman bulan Agustus nanti.

Sedangkan Nigeria yang kali ini ikut serta dalam pertemuan tersebut, juga telah bersedia untuk membatasi produksi minyaknya tidak lebih dari 1,8 juta barel perhari, sebuah angka yang telah disepakatinya ketika penandatanganan komitmen pemangkasan produksi minyak 30 November tahun silam.

Sedangkan menurut sumber OPEC bahwa produksi minyak Nigeria di bulan lalu sekitar 1,6 hingga 1,7 juta barel perhari.

Seperti kita ketahui bahwa Nigeria dibebaskan dalam pemangkasan produksi tersebut bersama beberapa negara anggota OPEC lainnya seperti Libya, Angola, Mesir dan Iran.

Nigeria dan Libya berkali-kali menolak untuk ikut serta dalam pemangkasan produksi tersebut, karena negara mereka sedang kesulitan menghadapi masalah keuangan dalam negeri.

Nigeria sendiri kondisi keamanan dalam negerinya belum kondusif dan seringkali beberapa kilang minyaknya disabotase oleh kaum penentang pemerintahannya.

Demikian dengan Libya, kondisi keamanan yang belum stabil membuat negara di Afrika Utara ini kesulitan masalah keuangan. OPEC telah memberikan keringanan bila produksi minyak Libya belum mencapai 1,4 hingga 1,6 juta barel perhari dan stabil dalam 90 hari, maka Libya tetap dibebaskan dalam komitmen pemangkasan 1,8 juta barel perhari tersebut.

Sejauh ini produksi minyak Libya sekitar 1,04 juta barel perhari.

Menteri Minyak Rusia, Alexander Novak menyatakan bahwa faktor kepatuhan komitmen memang masih menjadi tanda tanya pasar, tetapi bila komitmen 32,5 juta barel perhari bisa dipatuhi, maka OPEC dan Rusia sudah siap untuk memangkas lagi 200 ribu barel perhari produksi minyaknya bila harga minyak masih sulit turun China sendiri nampaknya akan melakukan tambahan impor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, demikian ungkap Sinopec.

Impor China akan mengalami kenaikan 8 juta barel perhari atau total lebih dari 400 juta barel perhari, dan kemungkinan besar tahun depan impor minyak China akan meningkat 2 digit.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: The Japan Times