Harga Minyak Sulit Bangkit

0
53

JAVAFX – Harga minyak sulit bangkit pada awal perdagangan mingguan sore ini melanjutkan tekanan harga minyak di akhir pekan lalu yang tertekan cukup dalam setelah produksi minyak AS yang cukup besar.

Pekan lalu Energy Information Administration melaporkan bahwa persediaan minyak pemerintah AS minggu lalu mengalami penurunan sebesar 6,3 juta barel. Angka tersebut lebih besar dari perkiraan S&P Global Platts yang turun 1,6 juta barel dan lebih besar juga dibanding pernyataan American Petroleum Institute sebesar 5,8 juta barel.

Stok bensin juga mengalami penurunan sebesar 3,7 juta barel dan stok minyak destilasi juga turun sebesar 1,9 juta barel di minggu lalu. Sedangkan perkiraan S&P Global Platts memperkirakan bahwa stok bensin akan turun 1 juta barel dan minyak destilasi atau minyak suling mengalami kenaikan 500 ribu barel.

EIA juga melaporkan bahwa produksi minyak AS mengalami kenaikan 88 ribu barel perhari menjadi total 9,338 juta barel perhari. Sejauh ini produksi minyak AS seminggu lalu naik 1%, dan total sudah mencapai 10% dalam 6 bulan perjalanan tahun ini. Laporan produksi inilah yang membuat harga minyak global di baca dengan negatif mengingat pasokan atau suplai yang masih tinggi.

Baker Hughes di akhir pekan lalu melaporkan bahwa sebanyak 7 rig atau kilang minyak lepas pantai AS kembali diaktifkan sehingga total sebanyak 763 rig kembali aktif sejak tahun lalu.

Tingginya produksi minyak AS yang masih naik membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $0,12 atau 0,27% di level $44,11 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,11 atau 0,24% di harga $46,60 per barel.

Sepertinya Rusia beranggapan bahwa produksi minyak AS yang tinggi akan menjadi kenyataan bahwa komitmen pemangkasan OPEC tersebut akan sia-sia, apalagi ekspor minyak OPEC sendiri di Juni lalu menjadi 25,92 juta barel perhari atau naik 450 ribu barel perhari dari bulan sebelumnya. Angka tersebut lebih tinggi 1,92 juta barel perhari dibanding tahun lalu, demikian ungkap Thomson Reuters tadi pagi.

Menurut Morgan Stanley sendiri telah memperingatkan investor minyak dunia, bahwa kondisi harga minyak diantara $45 hingga $50 perbarel sendiri merupakan peringatan keras bagi OPEC dan produsen minyak dunia lainnya termasuk AS. Pendapat Morgan Stanley tadi mempunyai kesimpulan bila harga sulit bergerak naik, maka OPEC harus lebih memperbesar kuota pemangkasan produksi minyaknya, dan hal ini kemungkinan besar juga akan diikuti produksi minyak AS yang akan ikut menurun.

Hasil meeting G20 akhir pekan lalu sungguh mengecewakan investor minyak dimana Trump tetap dalam pendiriannya untuk keluar dari perjanjian perubahan iklim Paris yang mengurangi beban bumi dari bahan bakar fosil. Keinginan Trump untuk mandiri energi membuat kemarahan dari 19 negara peserta G20 sehingga tidak terjadi kebulatan suara untuk merubah iklim dunia.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: naftema (.com)