Harga Minyak Terbantu Pengurangan Ekspor Arab Saudi

0
167

JAVAFX – Harga minyak terbantu oleh pengurangan ekspor Arab Saudi yang akan mulai dilakukan bulan depan untuk pasar ke AS dan Asia.

Namun pergerakan lebih lanjut untuk naiknya minyak memang tidak terjadi karena investor masih menunggu data-data pasokan atau persediaan bulanan dari minyak dunia yang akan dirilis pada minggu ini oleh OPEC dan IEA.

Sebetulnya masih menjadi latar belakang perjalanan harga minyak dunia sejauh ini, dimana belum adanya pemecahan masalah antara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan di 30 November nanti.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $0,15 atau 0,33% di level $46,23 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Agustus di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,18 atau 0,37% di harga $48,47 per barel.

Harga minyak tetap diperdagangkan positif sehari sebelumnya dan hingga malam ini, namun masih berada di level terendahnya, setelah Arab Saudi berusaha mengurangi ekspor minyak ke Asia dan AS mulai bulan depan.

Arab Saudi akan mengurangi ekspor minyaknya ke Asia sebesar 300 ribu barel perhari atau lebih besar dibanding bulan Juni, sedangkan ekspor ke AS akan dikurangi oleh Arab Saudi sebesar 35% di Juli. Sejauh ini pula bahwa Arab Saudi beserta Rusia berencana akan mengurangi produksi dan ekspor minyaknya di 3 atau 4 bulan mendatang dengan tujuan mengurangi persediaan minyak dunia.

Namun secara mengejutkan Energy Information Adminsitration semalam menyatakan bahwa produksi minyak AS di 7 lokasi kilang minyak mengalami kenaikan sebesar 127 ribu barel perhari menjadi 5,475 juta barel perhari. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa produksi minyak AS di bulan Juli atau pertengahan tahun akan naik kembali, sehingga minggu lalu UBS menurunkan target harga minyak WTI sebesar 6% menjadj $53 per barel.

Sebelumnya di akhir pekan lalu, Baker Hughes melaporkan bahwa rig yang diaktifkan kembali berjumlah 8 sehingga total menjadi 741 rig yang telah diaktifkan kembali sejak tahun lalu. Sejauh 2017 ini, produksi minyak AS secara total telah mengalami peningkatan sebesar 600 ribu barel perhari, atau sekitar sepertiga dari rangkaian komitmen OPEC yang memangkas produksi minyaknya 1,8 juta barel perhari.

Sebelumnya harga minyak mengalami tekanan minggu lalu karena Energy Information Administration Rabu lalu merilis stok minyak pemerintah AS yang mengalami kenaikan tajam. EIA menyatakan bahwa stok minyak AS menjadi 3,3 juta barel pada 2 Juni lalu, mengakhiri 8 minggu stok minyak AS yang selalu negatif.

Investor sangat kuatir dengan stok minyak dunia yang masih terlihat melimpah setelah kemarin EIA juga melaporkan bahwa pihaknya menaikkan proyeksi produksi minyak AS tahun ini dan tahun depan. Untuk 2018, EIA memperkirakan produksi minyak AS naik menjadi 10,01 juta barel perhari atau naik 0,4%, sedangkan tahun ini diperkirakan produksi minyak AS akan naik menjadi 9,33 juta barel perhari atau naik 0,3% dari perkiraan bulan lalu.

Sejauh ini harga minyak masih menantikan laporan bulanan dari OPEC dan IEA di minggu ini. Esok pagi API akan merilis data stok minyak AS, dan malamnya EIA akan merilis data yang sama.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: Greentech Media