Harga Minyak Terkoreksi Tajam

0
71

JAVAFX – Harga minyak terkoreksi tajam pada perdagangan sore ini setelah melihat pasokan minyak global maih akan berlebihan hingga musim panas mendatang.

Sampai berita ini ditulis, harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $0,77 atau 1,34% di level $43,43 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Agustus di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,78 atau 1,66% di harga $46,13 per barel.

Semalam beredar kabar bahwa kontrak penjualan minyak WTI sebanyak 70 ribu kontrak sedang menunggu untuk mendapatkan giliran dijual oleh investor minyak, ini merupakan pertanda bahwa pasar global sedang kelebihan stok sehingga dalam 2 hari ini harga minyak tampaknya akan diobral.

Produksi minyak WTI juga sudah mulai ditampung oleh beberapa ratus super tanker sebagai tempat penyimpanan sementara sehingga ini pertanda bahwa sudah tidak ada tempat di darat sebagai tempat penyimpanan minyak.

Sejauh ini Teluk Mexico merupakan salah satu tempat pengaktifan rig atau kilang minyak lepas pantai selain di Alaska, yang biasa dilaporkan Baker Hughes tiap minggunya sehingga Teluk Mexico merupakan surga minyak WTI.

Kondisi tekanan harga minyak masih berlanjut ketika Libya yang dibebaskan oleh OPEC untuk tidak ikut komitmen pengurangan produksi minyak OPEC 1,8 juta barel perhari, kemungkinan besar akan naik produksinya setelah salah satu kilang produksi minyak Libya yang bekerjasama sebelumnya dengan perusahaan Jerman, Wintershal, telah berhasil mencapai kata sepakat.

Produksi kilang Libya tersebut sekitar 50 ribu barel perhari, sehingga produksi minyak Libya bisa naik menjadi 850 ribu barel perhari, dan diperkirakan hingga akhir tahun ini kilang tersebut bisa berproduksi sekitar 100 ribu barel perhari sehingga total produksi minyak Libya dapat mencapai 1 juta barel perhari di akhir tahun.

Usaha mencegah penurunan harga tersebut sempat dilakukan Menteri minyak Arab Saudi Kahlid al-Falih dimana produksi minyak Libya dan Nigeria yang berlimpah menurutnya masih bisa diatasi oleh produksi minyak Aljazair yang sedang menurun.

Namun investor masih bereaksi negatif dengan ucapan al-Falih, karena permintaan Asia terhadap impor minyak juga mengalami penurunan. Seperti kita ketahui bahwa pasar Asia adalah pasar terbesar pengkonsumsi minyak dunia. Jepang kemarin menyatakan bahwa sepanjang tahun ini Jepang sudah mengurangi impor minyaknya hingga 13,5%, demikian juga dengan India yang sama untuk mengurangi impor minyaknya di tahun ini sebesar 4,2%.

Sebetulnya masih menjadi latar belakang perjalanan harga minyak dunia sejauh ini, dimana belum adanya pemecahan masalah antara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan di 30 November nanti.

Sejauh ini harga minyak masih berada di dekat area 7 bulan terendahnya. Dalam laporan Reuters pekan lalu, Rusia sebagai negara yang ikut komitmen pemangkasan produksi minyak bersama OPEC, diperkirakan telah melakukan ekspornya sebesar 61,2 juta ton atau setara dengan 5 juta barel perhari melalui jaringan pipa pada kuartal ketiga nanti, lebih besar daripada kuartal kedua yang mencapai 60,5 juta ton. Untuk ekspor melalui tanker, Rusia diperkirakan akan sebesar 9 juta barel perhari.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: Dreamicus