Jelang Sanksi Iran Berlaku, Harga Minyak Bertahan

0
70
Harga Minyak Masih Melanjutkan Pelemahannya

Jelang Sanksi Iran Berlaku, Harga Minyak Bertahan
JAVAFX – Jelang sanksi Iran berlaku, harga minyak bertahan dari tekanan pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini meskipun persediaan minyak AS akan mengalami peningkatan.

Secara tidak terduga, American Petroleum Institute atau API melaporkan bahwa persediaan minyak AS akan mengalami peningkatan di pekan ini sebesar 38 ribu barel serta cushin Oklahoma juga akan mengalami peningkatan produksi sebesar 130 ribu barel. Harga minyak massih bertahan tinggi jelang sanksi Iran yang akan segera berlangsung awal bulan depan sementara 3 juta barel perhari pengganti minyak asal Iran masih belum ada pasokan barunya sehingga diperkirakan bahwa keseimbangan pasar minyak akan goyah akibat sanksi tersebut.

Venezuela diberitakan akan mendapatkan perluasan kilang barunya namun masih butuh waktu yang lama untuk melakukan eksplorasi baru. IEA menyatakan bahwa Venezuela akan mengalami penurunan kinerja ekonomi akibat dari anjloknya kemampuan negara tersebut dalam melakukan pengelolaan minyaknya dan juga sedang menghadapi embargo AS. Padahal Venezuela merupakan negara pengahsil minyak terbesar di Amerika Latin sekarang ini.

Ketua IEA Fatih Birol menyatakan beberapa negara penghasil minyak OPEC sedang menghadapi masalah produksi yang sangat terbatas kemampuannya sehingga tidak bisa meningkatkan kapasitasnya. Libya dan Nigeria merupakan negara contoh yang kesulitan menambah pasokannya, sehingga pasokan memang sedang berlebih meski keduanya tidak menambah pasokannya.

Namun kurangnya pasokan dunia sebelumnya disebabkan akan diberinya sanksi AS terhadap Iran sehingga sekitar 2,5 juta bph pasokan minyak dunia akan hilang, sedang kan di sisi lain beberapa produsen minyak dunia juga tidak menambah pasokan untuk menutupi kekurangan pasokan Iran tersebut. Dari AS sendiri dilaporkan juga bahwa menurut Baker Hughes bahwa jumlah kilang minyak yang aktif telah ditutup sebanyak 9 unit sehingga total berkurang menjadi 860 kilang, penurunan jumlah kilang yang aktif terbesar sejak Mei 2016 lalu.

Kondisi ini memang semakin mengartikan bahwa pasokan minyak ke AS akan makin berkurang, padahal wilayah AS kebanyakan sudah mulai masuk musim panen. Pekan lalu data ekonomi beberapa negara di Asia sedang menurun kinerja ekonominya, namun belahan bumi di Utara sedang bersiap diri untuk melakukan awal panen jelang musim gugur datang di pekan ini sehingga pelepasan cadangan minyak strategis milik pemerintah AS diperbesar. Kondisi ini muncul karena para petani mulai melakukan persiapan untuk panen di lahan pertaniannya sehingga membeli bahan bakar lebih banyak jelang musim Gugur tersebut.

Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,02 atau 0,03% di level $68,55 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,01 atau 0,01% di harga $75,94 per barel.

Perbaikan harga minyak juga tidak besar karena ada perkiraan akibat perang dagang masih bisa terjadi. Kondisi perang dagang memang belum usai, di mana kondisi ini tidak bersahabat bagi harga minyak karena dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun sehingga permintaan konsumsi minyak juga akan merendah, sedang OPEC sudah berusaha menaikkan pasokannya lagi.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi