Jenderal AS Sangat Prihatin atas Uji Senjata Hipersonik China

0
12

Perwira tinggi militer Amerika mengukuhkan laporan bahwa China menguji sistem senjata hipersonik.

Ia menyebut uji coba itu sebagai perkembangan yang “sangat memprihatinkan” yang mengingatkan pada momen ketika Rusia meluncurkan satelit buatan pertama di dunia pada 1950-an.

“Apa yang kita saksikan adalah peristiwa yang sangat signifikan dari uji coba sistem senjata hipersonik.

Sangat memprihatinkan,” kata Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, dalam wawancara di Televisi Bloomberg.

“Saya tidak tahu apakah ini momen Sputnik, tetapi menurut saya ini sangat mirip.

Ini menjadi perhatian kita semua,” tambahnya.

Financial Times pertama kali melaporkan tes senjata hipersonik China.

Harian itu mengutip pejabat yang tidak mau disebut namanya yang mengatakan bahwa uji coba pada musim panas itu telah mengejutkan pejabat intelijen Amerika.

Senjata yang itu sampai ke orbit setelah diluncurkan roket itu, dilaporkan mampu membawa muatan nuklir.

Meskipun senjata itu meleset dari target beberapa kilometer, tes pada 27 Juli itu menandai pertama kalinya ada negara mengirim senjata hipersonik sepenuhnya mengelilingi Bumi, menurut harian itu.

Senjata hipersonik bergerak lima kali lebih cepat dari kecepatan suara.

China membantah telah melakukan uji coba rudal hipersonik.

Negara itu mengatakan telah menguji pesawat antariksa yang bisa digunakan kembali.

Milley juga mengatakan Amerika sedang bereksperimen dengan senjata sendiri, termasuk hipersonik, kecerdasan buatan, dan robotika.

Ia menambahkan bahwa militer China akan menjadi “sangat signifikan.” Militer China “telah berubah dari tentara infanteri berbasis petani yang sangat besar pada 1979 menjadi militer yang sangat mampu yang mencakup semua domain.

Negara itu memiliki ambisi global,” kata Milley.