Kisruh Di Timur Tengah Mendorong Harga Emas Naik Tipis

0
32
gold bars.

JAVAFX – Harga Emas naik tipis dalam perdagangan di hari Senin (22/07/2019). Ada dorongan naik yang bersumber dari meningkatnya minat investor atas aset safe haven, menyusul naiknya ketegangan di Timur Tengah. Namun data ekonomi AS yang baik membuat keraguan muncul apakah suku bunga AS akan dipangkas pada akhir bulan ini.

Harga emas AS untuk kontrak pengiriman bulan Agustus naik sebesar 20 sen, atau kurang dari 0,1%, menjadi $ 1,426,90 per ounce. Pada perdagangan di hari Jumat, harga emas menyentuh posisi tertinggi diatas $ 1.450. Ini merupakan harga tertinggi sejak Mei 2013, sebelum turun dan menetap dengan kenaikan hanya sebesar 0,1% di hari Jumat. Emas tetap berkutat didekat posisi tertinggi dalam masa lebih dari enam tahun disekitar $ 1,428.10 yang mereka capai pada hari Kamis.

Muncul kekhawatiran baru paska perebutan tanker Inggris oleh Iran. Para investor juga melihat peluang bank sentral untuk melonggarkan kebijakan, sehingga memberikan dukungan bagi harga emas naik. Bila dilihat kebelakang memang harga emas telah meningkat tajam sejak akhir Mei karena kekhawatiran tentang pertumbuhan global yang lemah, dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, mendorong permintaan untuk tempat berlindung yang aman. Selain itu, permintaan investasi telah dipicu oleh ledakan dalam utang imbal hasil negatif dan ada permintaan bintang dari bank sentral.

Paska kenaikan ini, harga emas hingga akhir tahun diperkirakan akan mengalami stagnasi. Investor perlu memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih dangkal daripada yang diantisipasi atau bahkan The Federal Reserve tidak jadi memangkas suku bunga saat ini. Disisi lain, emas juga mengalami pelemahan permintaan fisik di Asia setelah India meningkatkan pajak atas impor emas.

Pada perdagangan minggu lalu, harga logam mulia mampu naik hingga diatas harga psikologis di $ 1.450 per troy ons. Dorongan kenaikan berasal dari tumbuhnya harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak setengah poin pada pertemuan 30-31 Juli mendatang. Sayangnya, harga kemudian terkoreksi kembali setelah The New York Fed mengatakan pernyataan yang ditafsirkan secara kasar oleh Gubernur Bank Sentral AS wilayah New York, John Williams, dan dianggap hanya bersikap teoritis serat bukan sebagai komentar tindakan kebijakan FED pada pertemuan Juli ini.

Kini investor yang tengah mencari sejumput indikasi pada kebijakan moneternya Fed untuk menurunkan suku bunga seperempat poin minggu depan. Sementara itu, Bank Sentral Eropa juga bisa memberi sinyal pada minggu ini tenteng persiapan mereka dalam mengambil tambahan langkah-langkah pelonggaran pada beberapa bulan mendatang.

Pasukan Iran pada hari Jumat menangkap sebuah kapal tanker minyak berbendera Inggris di Teluk Persia. Harga minyak berjangka naik pada hari Senin. “Konfrontasi Iran dengan AS dan Inggris mungkin akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang, dengan kekhawatiran di pasar menjadi A.S. utama serangan militer terhadap Iran, yang dapat mengganggu pengiriman minyak di Teluk Persia. Seperti itu akan menjadi bullish untuk logam safe-haven, ”kata Jim Wyckoff, dari Kitco. (Lukman Hqeem)