Kurang Sesuainya Data AS, Dukung Harga Emas Membaik

0
114
Harga Emas Menguat Tertinggi Sejak 4 Bulan Sebelumnya

JAVAFX – Kurang sesuainya data AS, dukung harga emas membaik pada perdagangan Jumat kemarin dengan berhasil menciptakan situasi beli kembali meski bayang-bayang akan naiknya suku bunga the Fed masih membatasi penguatan tersebut.

Harga emas beberapa pekan lalu sempat membaik setelah Presiden Trump menuduh Uni Eropa dan China telah memanipulasi pergerakan mata uangnya agar tetap bernilai rendah dan terus berusaha menahan kenaikan suku bunganya sehingga dolar AS terus menguat. Trump melihat bahwa situasi seperti ini merupakan kondisi yang tidak adil bagi ekonomi AS yang terlihat dirugikan dalam melakukan transaksi perdagangannya.

Dan akhir pekan lalu, kondisi emas mulai membaik setelah data nonfarm payroll naik namun tidak sesuai harapan pasar dan tingkat penganggurannya membaik. Namun data ISM services mengalami penurunan aktivitas sehingga indeks dolar terbatas penguatannya juga.

Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $3,10 atau 0,31% di level $1221,70 per troy ounce. Untuk perdagangan sepekan, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,8%.
Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup mengaut $0,05 atau 0,29% di level $15,43 per troy ounce.

Namun bayang-bayang koreksi harga masih ada karena World Gold Council melaporkan bahwa permintaan emas dalam 1 semester lalupaling rendah sepanjang sejarah sejak 2009 lalu, menandakan bahwa permintaan emas fisik sedang menurun drastis.

Seperti kita ketahui beberapa hari perdagangan sebelumnya harga emas terus alami tekanannya dan menciptakan level yang rendah sepanjang tahun ini di mana semalam juga telah berada di level terendahnya sejak Juli 2017 lalu di mana salah satu pemicunya adalah pernyataan dari ketua the Fed Jerome Powell, yang menyatakan bahwa perekonomian AS masih solid di mana tingkat tenaga kerja AS yang masih ketat dan inflasi yang sesuai dengan keinginan bank sentral sehingga tahun ini dipastikan suku bunga akan naik tiap 3 bulan.

Pasca the Fed melakukan rapat suku bunganya terakhir terungkap bahwa suku bunga tetap di level 1,75% hingga 2%, namun the Fed melaporkan bahwa kondisi tenaga kerja dan kegiatan bisnis di AS telah berubah menjadi lebih kuat, sehingga menandakan bahwa kenaikan selanjutnya ada pada rapat di September nanti.

Namun penguatan emas pernah juga muncul lagi ketika Presiden Trump bertemu dengan Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker pada pekan lalu, di mana keduanya sepakat untuk menunda pemberlakuan halangan tarif baru bagi kendaraan dan akan meningkatkan pembelian produk asal AS. Sayangnya situasi justru sedang memburuk di mana kondisi perang tarif AS dan China sedang memanas lagi seiring dengan peningkatan tarif bagi impor China yang awalnya 10% menjadi 25% dengan nilai hingga $200 milyar per tahun, menjadi kondisi perang dagang makin panas dan membuat emas tidak menarik untuk dikoleksi lagi

Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup positif di mana bursa DowJones naik 0,54%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,04% di level 95,136. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu data pesanan barang Jerman, pasar keuangan Australia dan Kanada libur.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi